Laman

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 13 Juni 2014

PERSIAPAN MENJELANG RAMADHAN (TARHIB RAMADHAN)


Kata tarhib berasal dari kata rahhaba, yurahhibu, tarhiiban yang berarti melapangkan dada dan menyambutnya dengan mesra serta senang hati. Menyambut bahagia (tarhib) kedatangan Ramadhan adalah termasuk tuntutan iman yang sejati. Karena itulah Rasulullah SAW biasa melakukannya.

Bahkan, Nabi SAW telah men-tarhib Ramadhan dua bulan sebelumnya. Yaitu sebagaimana diriwayatkan Anas bin Malik RA, ketika memasuki bulan Rajab Nabi SAW berdo'a, ''Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah umur kami di bulan Ramadhan.'' (HR Imam Ahmad dan Ath Thabrani).

Hal ini penting guna menanamkan kerinduan kepada Ramadhan sekaligus sebagai upaya persiapan mental (tahyi'ah nafsiyah), spiritual (tahyi'ah ruhiyah) dan intelektual (tahyi'ah fikriyah). Tanpa persiapan mental, spiritual, dan intelektual, puasa Ramadhan hanya akan menjadi kegiatan ritual keagamaan tahunan tanpa makna, tanpa pahala dan tidak mampu memberikan pengaruh positif bagi kehidupan. Perhatikan sabda Nabi SAW, ''Berapa banyak orang yang puasa tidak mendapatkan kecuali lapar dan dahaga.'' (HR An Nasa'i dan Ibnu Majah).

Sebaliknya, dengan persiapan dan perbekalan yang maksimal akan mampu meraih sukses Ramadhan secara optimal. Untuk itu, di hari terakhir Sya'ban, Rasulullah SAW kembali mengkondisikan umatnya dengan menyampaikan pidato 'kenegaraan' menyambut Ramadhan dengan menjelaskan keutamaan-keutamaannya,

''Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan penuh berkah. Di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya wajib dan qiyamul lail-nya sunnah. Barangsiapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, maka seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan kewajiban, makan seperti mengerjakan 70 kewajiban di bulan lain.

Ramadhan adalah bulan sabar, dan sabar itu balasannya surga. Ramadhan bulan solidaritas dan bulan ditambahkan rizki orang mukmin. Barangsiapa memberi makan orang yang berpuasa, maka diampuni dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi sedikit pun pahalanya.''

Kami (para sahabat) berkata, ''Ya Rasulullah, tidak semua kita dapat memberi makan orang yang berpuasa.'' Rasulullah SAW bersabda, ''Allah memberi pahala kepada orang yang memberi buka puasa meskipun hanya dengan seteguk susu atau satu biji kurma atau seteguk air. Barangsiapa yang membuat kenyang orang berpuasa, maka Allah akan memberikan minum dari telagaku (Nabi SAW) satu kali minuman yang tidak akan pernah membuatnya haus sampai ia masuk surga.'' (HR Ibnu Huzaimah, Al Baihaqi).

Semoga puasa Ramadhan kita tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya sehingga menjadi momentum perubahan diri, keluarga, masyarakat dan bangsa. Semoga Ramadhan ini juga mampu memancarkan berbagai macam bentuk ketakwaan. Sebab satu tujuan utama Allah SWT mewajibkan puasa Ramadhan adalah agar hambanya bertakwa.

Secara alami, apabila kita mendapat kabar bahwa seseorang yang sangat mulia dan terhormat akan datang, pasti kita akan mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangannya. Maka, saat Ramadhan yang sangat mulia dan suci menjelang, sudah seharusnya kita mempersiapkan segala-galanya demi menyambut kedatangannya.

Dalam menyambut Ramadhan, jiwa seorang Muslim harus selalu dalam keikhlasan: Merasa bahwa puasa yang akan dilaksanakannya merupakan pelatihan dan pelajaran, bukan cobaan atau ujian. Bila puasa dianggap sebagai pelatihan dan pelajaran, tentu hati akan senang dan ikhlas dalam melaksanakannya.

Puasa tak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mempunyai syarat rukun dan etika-etika yang harus dipatuhi selama berpuasa. Seseorang yang belum memiliki ilmu berpuasa, selain menunjukkan ketidaksiapan, juga dihawatirkan tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.

Mempelajari ilmu puasa menjadi sangat penting di saat-saat menjelang bulan Ramadhan datang. Mempelajari ilmu setiap ibadah adalah kewajiban setiap orang yang akan melaksanakan ibadah tertentu agar benar dan sesuai tuntunan syariat.

PERSIAPAN YANG HARUS DILAKUKAN AGAR TIDAK GAGAL MENJALANI RAMADHAN:

Ramadhan bulan berkah dan bulan pengampunan. Tapi, tak semua orang bisa mendapatkan kemuliaan darinya. Bisa-bisa hanya lapar. Apa langkah-langkah praktis mengantisipasi gagalnya Ramadhan? 
Di bawah ini langkah-langkah praktis mengantisipasi kemungkinan gagal di bulan suci

1. Persiapkan fisik dan ruhani, lewat latihan puasa dan memperbanyak ibadah sunnah sejak mulai bulan Sya'ban. Jangan sampai kondisi fisik dan stamina ruhani yang melemah di awal Ramadhan membuyarkan semua harapan.

2. Pelajari berbagai aspek Ramadhan dari "A" sampai "Z" seperti adab, rukun ibadah, doa-doa dan dzikir yang mendukung sukses ibadah Ramadhan. Mendalami "fiqh Ramadhan" sangatlah penting. Jangan segan membuka kembali kitab-kitab tentang bulan mulia ini.

3. Rancanglah aktivitas hari-hari Anda selama Ramadhan menjadi bagian-bagian yang teratur. Misalnya tentang kegiatan utama seperti shalat, tadarus, ta'lim, menimba ilmu, menghafal atau membaca buku. Tata acara-acara penting Anda dalam program jadwal harian, pekanan, atau per sepuluh hari. Belanja lebaran --jika tak bisa dihindari, lakukan sebelum Ramadhan. Banyak yang sudah berhasil dengan cara ini.

4. Tentukan target dan prosentase keberhasilan dari tiap-tiap progran yang dicanangkan. Hal ini untuk mendisiplinkan kita menjadi Muslim yang istiqomah, kelak setelah keluar dari Ramadhan.

5. Lawanlah kemalasan sekeras mungkin. Sebaliknya tumbuhkan semangat kita untuk shalat berjamaah, menimba ilmu di majelis-majelis ta'lim, ke pesantren-pesantren kilat dan sebagainya.

6. Jaga waktu tidur di malam-malam Ramadhan. Kegiatan yang harus didahulukan dari apapun adalah qiyamul lail (bangun malam untuk shalat tahajjud). Usahakan tidurlah lebih awal dan bangun pada sepertiga malam. Mulailah kebiasaan ini sebelum masuk Ramadhan.

7. Bawa Al-Qur'an ke manapun Anda pergi, kecuali ke tempat-tempat yang dilarang seperti WC. Perbanyaklah membacanya, menghafalnya dan dalami ayat demi ayat kandungan maknanya.

8. Bukalah pintu maaf sedari sekarang, serta mintalah maaf kepada sebanyak mungkin manusia yang selama ini terlibat langsung atau pun tidak dengan tindakan, perkataan, dan kehidupan kita. Membuka pintu maaf dan meminta maaf akan membuka lebar pintu silaturohim sekaligus mensucikan hati sebelum memasuki bulan suci.

9. Kendalikan lidah seketat mungkin, kecuali pada hal-hal yang mengandung kebenaran dan kebajikan saja. Lidah yang tak terkendali akan mematikan hati. Hati yang mati mudah tergelincir pada perkataan dusta dan keji. Cara mencegahnya dengan memperbanyak dzikir dan istighfar.

10. Jaga mata dan tahan pandangan dari semua hal yang Allah tidak menyukainya jika kita melihat. Apalagi yang haram

11. Jaga pendengaran dari segala hal yang makruh, mendengarkan musik yang sia-sia serta pembicaraan yang tidak ada kaitannya dengan keberhasilan Ramadhan.

12. Mudahlah memberi, bermurah hati disertai sifat qanaah yang memperhalus budi kita.

13. Minta kepada Allah agar tidak termasuk kelompok orang yang gagal melalui Ramadhan kali ini. Mintalah terus sampai menetes air dari kedua mata Anda.* (Athwa/Hidayatullah.com)



Kategori Tulisan

Anak (21) Ceramah (25) Doaku (3) Gallery (68) Hadits (20) Herbal (3) Hikmah (258) I'tikaf (5) Idul Fitri (27) Inspirasi (149) Jualan (3) Kesehatan (43) Keuangan (12) Kisahnyata (43) Kultum (147) Lailatul Qadar (2) Lain-lain (49) management (4) Nisa' (1) ODOJ (2) Progress (54) prowakaf (2) Puasa (182) Quran (17) Qurban (40) Ramadhan (322) Renungan (17) Rumahkreatif (6) Rumahpintar (8) Rumahtahfidz (18) Rumahyatim (6) Sedekah (47) Share (104) Syawal (5) Tanya jawab (2) Tarawih (4) Tarbiyah (166) Umroh (19) Wakaf (8) Yatim (7) Zakat (22)
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari Blog Miftah madiun langsung ke email anda!
 

Info Kesehatan

More on this category »

Tarbiyah dan Pendidikan

More on this category »

Inspirasi Hidup

More on this category »

Lain-lain

Image by ageecomputer.com