Laman

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 18 Juni 2014

“PERJUANGAN YANG MEMBUAT ORANG BISA TERUS BERTAHAN”






Sore hari yang sunyi mengiringi langkah kami untuk datang ke rumah Pak Slamet, salah satu mustahik LMI Madiun. Di Jl.Makam Tentara gang Lele yang paling ujung, di situlah keluarga Pak Slamet sekeluarga tinggal bersama dibawah rumah yang menurut kami sangat tidak layak huni. Kursi usang dan semua perabot yang seadanya. Bahkan listrik pun tidak punya, sehingga saat malam tiba hanya lampu teplok lah yang menemani keluarga ini beraktifitas. Tanah yang ditempati pun juga bukan milik sendiri. Karena kebaikan saudaranya yang sudi meminjamkan, akhirnya Mbah Slamet sekeluarga punya tempat bernaung.

Mbah Slamet adalah sosok orang yang sangat tegar dalam hidupnya. Umur tidak mempengaruhi semangat beliau untuk tetap setia merawat keluarganya. Bapak berusia 70-an tahun ini awalnya bekerja di pabrik kecap selama 40 tahun.

Karena faktor usia akhirnya pihak pabrik meminta mbah Slamet untuk istirahat di rumah dengan diberi pesangon dan tunjangan setiap bulannya. Akan tetapi tunjangan yang diberikan tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Demi memenuhi kebutuhannya mbah Minten (istrinya mbah Slamet) bekerja menjadi pesuruh di warung bakso dan terkadang membantu tetangga yang membutuhkan tenaganya dengan upah hanya cukup untuk beli nasi bungkus tuk keluarganya dalam sehari.

Mbah Slamet di karunia seorang anak laki-laki yang menderita down syndrome, apapun istilahnya penyakit yang diderita anaknya Mbah Slamet tidak mengerti yang Ia tahu hanya menerima dan menyayangi anaknya bagaimanapun kondisinya. Mbah Slamet sekarang juga mengalami sedikit gangguan pada pendengaran yang berkurang. Pada saat kami LMI berkunjung mangantarkan santunan rutin bulanan kemarin, Mbah Slamet hanya senyam-senyum gembira atas kedatangan kami. Dengan suara agak keras tanpa mengurangi rasa hormat kami berbicara dengan Mbah Slamet.

“Rasa sayang  dan wujud tanggungjawab yang besar terhadap keluarga lah yang membuat Mbah Slamet terus bertahan dalam merawat istri dan anaknya. Walaupun dalam keadaan yang sulit dan rumit, Mbah Slamet selalu berdoa agar di kehidupan yang akan datang, keadaan keluarganya semakin membaik” .

Mendengar hal tersebut, perasaan iba serta malu menghapiri kami yang kadang masih sering mengeluh dengan keadaan yang lebih baik dari Mbah Slamet dan keluarga. “ Pantas kah kita terus mengeluh dan tidak menengok ke belakang?”  Semoga keadaan keluarga P.Slamet diatas mampu menggugah kesadaran kita untuk terus bersyukur atas nikmat yang Allah beri dengan selalu menginfakkan sebagian harta  demi saudara – saudara kita.


Puasa melembutkan Jiwa


Kategori Tulisan

Anak (21) Ceramah (23) Doaku (3) Gallery (68) Hadits (19) Herbal (3) Hikmah (256) I'tikaf (5) Idul Fitri (27) Inspirasi (149) Jualan (3) Kesehatan (43) Keuangan (12) Kisahnyata (43) Kultum (147) Lailatul Qadar (2) Lain-lain (49) management (4) Nisa' (1) ODOJ (2) Progress (54) prowakaf (2) Puasa (182) Quran (17) Qurban (40) Ramadhan (315) Renungan (17) Rumahkreatif (6) Rumahpintar (8) Rumahtahfidz (18) Rumahyatim (6) Sedekah (47) Share (104) Syawal (5) Tanya jawab (2) Tarawih (4) Tarbiyah (166) Umroh (19) Wakaf (8) Yatim (7) Zakat (22)
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari Blog Miftah madiun langsung ke email anda!
 

Info Kesehatan

More on this category »

Tarbiyah dan Pendidikan

More on this category »

Inspirasi Hidup

More on this category »

Lain-lain

Image by ageecomputer.com