Jumat, 13 Juni 2014
Ikhlas Dalam Beramal
Setelah kita bertamasya di taman-taman Surga, di bawah naungan
amal-amal shalih. Ada
suatu perkara penting yang ingin saya sampaikan. Tahukah kamu apa itu? Tepat
sekali, yaitu ikhlas!. Berapa banyak orang yang berpuasa namun tidak
mendapatkan apa pun dari puasanya kecuali lapar dan dahaga!? Berapa banyak
orang yang mengerjakan shalat tarawih, namun tidak mendapatkan apa pun selain
ngantuk dan capek!? Semoga Allah menghindarkan kita dari hal itu!
Oleh sebab itu, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam at
menegaskan masalah ikhlas ini, melalui sabda beliau: “....karena keimanan dan
keikhlasan...” Kaum salafushalih sangat berusaha untuk menyembunyikan amal
ibadah mereka, karena khawatir akan membahayakan diri sendiri.
Hammad bin Zaid menceritakan kepada kita tentang seorang tabi’i
yang mulia bernama Ayyub As-Sikhtiyani sebagai berikut: “Pada saat menyampaikan
hadits kadangkala hati beliau luluh, beliau segera memalingkan wajah dan
berdehem seraya berkata: “Betapa berat pilek yang kuderita!” Seolah-olah beliau
sedang pilek padahal beliau hendak menyembunyikan tangisnya.”
Muhammad bin Wasi’ berkata: “Aku telah berjumpa dengan kaum salafushalih,
di antara mereka ada yang tidur satu bantal dengan istri. Si istri tidak mengetahui air mata yang
mengucur deras dari si suami hingga membasahi bantal. Aku juga bertemu dengan
sebagian mereka yang menangis bercucuran air mata ketika berada dalam shaf
shalat, namun hal itu tidak diketahui oleh orang yang berada di sampingnya.”
Ayyub As-Sikhtiyani selalu mengerjakan
shalat malam dan beliau menyembunyikan amal tersebut hingga pada waktu subuh
beliau mengangkat suara seolah-olah beliau baru bangun ketika itu. Ibnu Abi
‘Adi berkata: “Dawud bin Abi Hind senantiasa berpuasa selama empat puluh tahun,
namun hal itu tidak diketahui oleh keluarganya. Pasalnya beliau adalah
seorang penjahit, beliau selalu membawa bekal makan siang.
Dalam perjalanan, beliau menyedekahkan makanan itu. Hingga beliau
kembali pada sore hari dan berbuka bersama keluarganya.” Sufyan Ats-Tsauri
berkata: Telah disampaikan kepadaku dari kaum salaf bahwa seorang hamba
senantiasa beramal secara tersembunyi (tidak diketahui orang banyak), namun
setan senantiasa membujuk rayunya hingga ia mengamalkannya terang-terangan (ia
tampakkan pada orang banyak). Demikianlah setan terus menggodanya hingga ia
senang amalnya dipuji orang. Akhirnya ia terbiasa beramal karena riya’.”
MADU-HERBAL HARGA GROSIR
Kategori Tulisan
Anak
(21)
Ceramah
(23)
Doaku
(3)
Gallery
(68)
Hadits
(19)
Herbal
(3)
Hikmah
(256)
I'tikaf
(5)
Idul Fitri
(27)
Inspirasi
(149)
Jualan
(3)
Kesehatan
(43)
Keuangan
(12)
Kisahnyata
(43)
Kultum
(147)
Lailatul Qadar
(2)
Lain-lain
(49)
management
(4)
Nisa'
(1)
ODOJ
(2)
Progress
(54)
prowakaf
(2)
Puasa
(182)
Quran
(17)
Qurban
(40)
Ramadhan
(315)
Renungan
(17)
Rumahkreatif
(6)
Rumahpintar
(8)
Rumahtahfidz
(18)
Rumahyatim
(6)
Sedekah
(47)
Share
(104)
Syawal
(5)
Tanya jawab
(2)
Tarawih
(4)
Tarbiyah
(166)
Umroh
(19)
Wakaf
(8)
Yatim
(7)
Zakat
(22)
Sering dibaca
- Obat Kanker yang 10.000X Lebih Kuat dari KemoTerapi
- Daftar Tempat Makan Di Madiun
- Apa Arti Kata "Dancuk"...
- Kisah Nyata : Hati-hati Ajarkan Motor-Mobil Pada Anak di Bawah Umur
- Sahabat Kita Yang Baik Akan Menolong Kita Di Akhirat
- 10 Amal yang Pahalanya Takkan Pernah Putus
- Kepada Donatur : Kisah Nyata - Kesalahan Kecil yang Dahsyat Akibatnya
- Kadal dan Sedekah
- Kepada Donatur : Mengintip Akheratmu Dengan Melihat Kehidupan Duniamu
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari Blog Miftah madiun langsung ke email anda!