Rabu, 25 Juni 2014
Niat dan Ikhlas
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Khaththab radhiyallahu ’anhu
berkata : Aku mendengar Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam bersabda,
”Sesungguhnya amal-amal itu sesuai dengan niatnya, dan sesungguhnya setiap
amal seseorang itu tergantung niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya itu
kepada Allah dan Rasul-Nya, maka (pahala) hijrahnya (berpulang) kepada Allah
dan Rasul-Nya, dan barangsiapa yang hijrahnya untuk suatu (kepentingan) dunia
yang hendak dicapainya atau karena seorang perempuan yang hendak dinikahinya,
maka hijrahnya (yang akan didapat) sesuai dengan apa yang diniatkannya itu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Imam Thabrani meriwayatkan tentang sebab disabdakannya hadits ini (sababul
wurud) dengan sanad dari Ibnu Mas’ud, bahwa beliau berkata : ”Diantara
kami (para sahabat yang hijrah) ada seorang pria yang sedang meminang seorang
wanita bernama Ummu Qois, tetapi wanita tersebut menolak untuk dinikahinya
kecuali kalau pria tadi mau berhijrah bersama-sama. Lalu iapun hijrah dengan
maksud agar bisa menikahi Ummu Qois. Pria tersebut kemudian dijuluki dengan
”Muhajiru Ummu Qois (seorang yang berhijrah karena Ummu Qois).”
Para ulama telah sepakat akan keutamaan hadits ini, sehingga banyak
diantara mereka yang menjadikannya sebagai pembuka dalam kitab-kitab mereka,
seperti Imam Bukhari dalam kitab Shahih-nya dan Imam Nawawi dalam tiga
bukunya Al-Arbai’in An-Nawawiyah, Al-Adzkar dan Riyadhush
Shalihin.
Imam Abu Dawud berkomentar tentang pentingnya hadits ini: ”Hadits ini
setengah dari Islam, karena agama itu terdiri dari aspek lahir yaitu amal, dan
aspek batin yaitu niat.”
Kandungan utama hadits ini adalah tentang pentingnya niat dan ikhlas
dalam beramal, yang dalam Islam merupakan pilar utama dalam ibadah bahkan
menjadi ruhnya ibadah. Hal tersebut disebabkan karena amal seorang mukmin baru
akan bernilai ibadah yang diterima oleh Allah jika memenuhi dua syarat : niat
ikhlash (karena Allah) dan benar (sesuai dengan tuntunan Rasulullah
saw). Para ulama meyakini bahwa niat ikhlas (amal batin) lebih utama dari amal
lahir (perbuatan), meskipun kedua-duanya mutlaq diperlukan adanya. Rasulullah shalallahu
’alaihi wasallam bersabda,”Sesungguhnya Allah tidak melihat tubuh kalian
dan tidak juga bentuk kalian, akan tetapi melihat hati kalian.” (HR Muslim)
Niat artinya bermaksud, berkeinginan, atau bertekad.
Ia merupakan amalan batin atau hati, yang karenanya tidak harus dilafadzkan.
Sementara ikhlas artinya menjadikan Allah sebagai niat utama,
tujuan utama, atau sebab utama dalam melakukan suatu amal. Imam Hasan Al-Banna
berkata,”Yang saya maksud dengan ikhlas adalah, bahwa seorang al-akh muslim
dalam setiap kata-kata, amal dan jihadnya, semuanya harus dimaksudkan
semata-mata untuk mencari ridha Allah dan pahala-Nya.”
Berdasarkan pengertian ikhlas tersebut, maka apabila seseorang dalam
melakukan suatu amal disertai oleh kepentingan duniawi yang baik, asalkan tidak
menjadi niat utama, maka tetap diperbolehkan. Salah satu contohnya adalah
berdagang ketika menunaikan ibadah haji (QS. 2 :198), sebagaimana diisyaratkan
Allah dalam firman-Nya: ”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (berupa kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bagianmu dari (kenikmatan) duniawi .” (QS 28: 77)
Diantara sikap yang bertentangan dengan keikhlasan adalah riya’, yaitu
melakukan sesuatu karena ingin dilihat oleh orang lain. Riya’ sendiri tidak
hanya terjadi pada pelaksanaan suatu amalan, tetapi juga terjadi dalam hal
meninggalkan amalan. Al-Fudhail bin Iyadh berkata, ”Meninggalkan suatu amalan
karena manusia adalah riya’, sedangkan mengerjakan suatu amalan karena manusia
adalah syirik (maksudnya syirik kecil). Yang disebut ikhlas adalah jika Allah
berkenan menyelamatkanmu dari keduanya.” Arti perkataan beliau adalah bahwa
orang yang berniat melakukan suatu ibadah lalu dia meninggalkannya karena takut
dilihat orang lain maka dia telah berbuat riya’. Ini karena dia meninggalkan
suatu amalan karena manusia.
MADU-HERBAL HARGA GROSIR
Kategori Tulisan
Anak
(21)
Ceramah
(23)
Doaku
(3)
Gallery
(68)
Hadits
(19)
Herbal
(3)
Hikmah
(256)
I'tikaf
(5)
Idul Fitri
(27)
Inspirasi
(149)
Jualan
(3)
Kesehatan
(43)
Keuangan
(12)
Kisahnyata
(43)
Kultum
(147)
Lailatul Qadar
(2)
Lain-lain
(49)
management
(4)
Nisa'
(1)
ODOJ
(2)
Progress
(54)
prowakaf
(2)
Puasa
(182)
Quran
(17)
Qurban
(40)
Ramadhan
(315)
Renungan
(17)
Rumahkreatif
(6)
Rumahpintar
(8)
Rumahtahfidz
(18)
Rumahyatim
(6)
Sedekah
(47)
Share
(104)
Syawal
(5)
Tanya jawab
(2)
Tarawih
(4)
Tarbiyah
(166)
Umroh
(19)
Wakaf
(8)
Yatim
(7)
Zakat
(22)
Sering dibaca
- Obat Kanker yang 10.000X Lebih Kuat dari KemoTerapi
- Daftar Tempat Makan Di Madiun
- Apa Arti Kata "Dancuk"...
- Kisah Nyata : Hati-hati Ajarkan Motor-Mobil Pada Anak di Bawah Umur
- Sahabat Kita Yang Baik Akan Menolong Kita Di Akhirat
- 10 Amal yang Pahalanya Takkan Pernah Putus
- Kepada Donatur : Kisah Nyata - Kesalahan Kecil yang Dahsyat Akibatnya
- Kadal dan Sedekah
- Kepada Donatur : Mengintip Akheratmu Dengan Melihat Kehidupan Duniamu
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari Blog Miftah madiun langsung ke email anda!