1.Keikhlasan adalah salah satu
syarat diterimanya amal ibadah.
Sebagaimana telah diketahui,
bahwa amal ibadah seorang muslim akan diterima, apabila amal tersebut benar
(sesuai tuntunan Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam), dan dikerjakan
dengan niat untuk mencari ridha Allah (ikhlas). Allah berfirman: ”Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya.” (QS 98:5)
2.Keikhlasan adalah faktor
yang akan senantiasa menjaga semangat dan istiqamah dalam beramal.
Yang demikian itu karena
seorang yang beramal dengan ikhlas meyakini bahwa Allah sajalah yang akan
memberi pahala atas amal yang dikerjakannya, untuk itu apabila ada yang memuji
atas keberhasilannya atau ada yang mencela atas kegagalannya tidak akan
menambah atau melemahkan semangatnya, Allah berfirman: ”Jika kamu berpaling
(dari peringatanku), Aku tidak meminta upah sedikitpun dari padamu. upahku
tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan Aku disuruh supaya Aku termasuk golongan
orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya). ” (QS. 10 :72)
3.Keikhlasan adalah faktor
penyebab teraihnya ridha Allah.
Allah berfirman: ”Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang
saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya.” (QS. 18:110)
Rasulullah shalallahu
’alahi wasallam bersabda: ”Barangsiapa meninggalkan dunia karena ikhlas
semata-mata karena Allah yang tiada sekutu bagi-Nya, dan ia menegakkan shalat
serta menunaikan zakat, maka Allah akan ridha kepadanya.” (HR Ibnu Majah dan
Al-Hakim)
4.Keikhlasan adalah faktor
yang mempermudah teraihnya taufiq dan pertolongan Allah.
Allah telah berjanji untuk
menolong setiap yang mau bersungguh-sungguh untuk mencari ridha-Nya dengan
firman-Nya: ”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS
29:69)
5.Keikhlasan adalah faktor
yang dapat menyelamatkan dari musibah.
Hal tersebut nampak jelas
dalam kisah para Nabi yang Allah selamatkan dari musibah-musibah yang mereka
hadapi, dan demikian jugalah janji Allah terhadap orang-orang beriman: ”Kemudian
Kami selamatkan rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman. Demikianlah
menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.” (QS
10:103)
6.Keikhlasan adalah faktor
yang akan senantiasa dapat menjauhkan diri dari segala penyakit hati ; senang
dipuji, berbangga dan sebagainya.
Seorang yang ikhlas dalam
beramal akan senatiasa meyakini bahwa keberhasilan dan kesuksesan yang
diraihnya tidak mungkin terjadi tanpa ada pertolongan dan taufiq dari Allah,
untuk itu ia tidak akan membanggakan diri dengan keberhasilannya apalagi
sombong.
7.Keikhlasan adalah faktor
yang akan dapat menyebabkan terkabulnya doa.
Sebagaimana dalam hadits
shahih Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam yang mengisahkan tiga
orang laki-laki yang terjebak di dalam gua, kemudian masing-masing berdoa
dengan wasilah (perantara) amal-amal baik yang telah mereka lakukan
dengan ikhlas, kemudian Allah segera berkenan untuk mengabulkan doa mereka.
8.Keikhlasan adalah faktor
yang menjamin teraihnya pahala dari setiap amal baik meskipun sekadar membuang
duri dari jalan atau sekadar bermanis muka ketika bertemu dengan seseorang.
Demikianlah gambaran singkat
tentang keikhlasan, sebagaimana dinasihatkan oleh Rasulullah dalam hadits
diatas. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk
orang-orang yang ikhlas, sehingga kita bisa mendapatkan keridhaan dan balasan
yang besar dari-Nya. Amin.