Rabu, 04 April 2018
Ganjaran untuk Orang yang Berpuasa
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan
dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali
lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Kecuali amalan puasa. Amalan
puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan
dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa
akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan
kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang
berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.’” (HR. Muslim
no. 1151)
Dalam riwayat lain dikatakan,
“Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Setiap amalan manusia
adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku.’” (HR. Bukhari
no. 1904)
Dalam riwayat Ahmad dikatakan,
“Allah ‘azza wa jalla berfirman (yang artinya), ‘Setiap amalan adalah
sebagai kafaroh/tebusan kecuali amalan puasa. Amalan puasa adalah
untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.’” (HR. Ahmad.
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih sesuai
syarat Muslim)
Pahala yang Tak Terhingga di Balik Puasa
Dari riwayat pertama, dikatakan bahwa setiap amalan akan
dilipatgandakan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kebaikan yang semisal.
Kemudian dikecualikan amalan puasa. Amalan puasa tidaklah dilipatgandakan
seperti tadi. Amalan puasa tidak dibatasi lipatan pahalanya. Oleh karena itu,
amalan puasa akan dilipatgandakan oleh Allah hingga berlipat-lipat tanpa ada
batasan bilangan.
Kenapa bisa demikian? Ibnu Rajab Al Hambali –semoga Allah
merahmati beliau- mengatakan,”Karena puasa adalah bagian dari kesabaran”.
Mengenai ganjaran orang yang bersabar, Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan
pahala mereka tanpa batas.” (Qs. Az Zumar: 10)
Sabar itu ada tiga macam yaitu
[1] sabar dalam melakukan ketaatan kepada Allah,
[2] sabar dalam meninggalkan yang haram dan
[3] sabar dalam menghadapi takdir yang terasa menyakitkan.
Ketiga macam bentuk sabar ini, semuanya terdapat dalam amalan
puasa. Dalam puasa tentu saja di dalamnya ada bentuk melakukan ketaatan,
menjauhi hal-hal yang diharamkan, juga dalam puasa seseorang berusaha bersabar
dari hal-hal yang menyakitkan seperti menahan diri dari rasa lapar, dahaga, dan
lemahnya badan. Itulah mengapa amalan puasa bisa meraih pahala tak terhingga
sebagaimana sabar.
Amalan Puasa Khusus untuk Allah
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Allah Ta’ala berfirman, “Setiap
amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku.”
Riwayat ini menunjukkan bahwa setiap amalan manusia adalah untuknya. Sedangkan
amalan puasa, Allah khususkan untuk diri-Nya. Allah menyandarkan amalan
tersebut untuk-Nya.
Kenapa Allah bisa menyandarkan amalan puasa untuk-Nya?
[Alasan pertama] Karena di dalam puasa, seseorang meninggalkan berbagai kesenangan
dan berbagai syahwat. Hal ini tidak didapati dalam amalan lainnya. Dalam ibadah
ihram, memang ada perintah meninggalkan jima’ (berhubungan badan dengan istri)
dan meninggalkan berbagai harum-haruman. Namun bentuk kesenangan lain dalam ibadah
ihram tidak ditinggalkan.
Begitu pula dengan ibadah shalat. Dalam shalat memang kita
dituntut untuk meninggalkan makan dan minum. Namun itu dalam waktu yang
singkat. Bahkan ketika hendak shalat, jika makanan telah dihidangkan dan kita
merasa butuh pada makanan tersebut, kita dianjurkan untuk menyantap makanan
tadi dan boleh menunda shalat
ketika dalam kondisi seperti itu.
Jadi dalam amalan puasa terdapat bentuk meninggalkan berbagai
macam syahwat yang tidak kita jumpai pada amalan lainnya. Jika seseorang telah
melakukan ini semua –seperti meninggalkan hubungan badan dengan istri dan
meninggalkan makan-minum ketika puasa-, dan dia meninggalkan itu semua karena
Allah, padahal tidak ada yang memperhatikan apa yang dia lakukan tersebut
selain Allah, maka ini menunjukkan benarnya iman orang yang melakukan semacam
ini.
Itulah yang dikatakan oleh Ibnu Rajab, “Inilah yang menunjukkan
benarnya iman orang tersebut.” Orang yang melakukan puasa seperti itu selalu
menyadari bahwa dia berada dalam pengawasan Allah meskipun dia berada
sendirian. Dia telah mengharamkan melakukan berbagai macam syahwat yang dia
sukai. Dia lebih suka mentaati Rabbnya, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya karena takut pada siksaan dan selalu mengharap ganjaran-Nya.
Sebagian salaf
mengatakan, “Beruntunglah orang yang meninggalkan syahwat yang ada di
hadapannya karena mengharap janji Rabb yang tidak nampak di hadapannya.” Oleh
karena itu, Allah membalas orang yang melakukan puasa seperti ini dan Dia pun
mengkhususkan amalan puasa tersebut untuk-Nya
dibanding amalan-amalan lainnya.
[Alasan kedua] Puasa adalah rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya yang
tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Amalan puasa berasal dari niat batin
yang hanya Allah saja yang mengetahuinya dan dalam amalan puasa ini terdapat
bentuk meninggalkan berbagai syahwat. Oleh karena itu, Imam Ahmad dan selainnya
mengatakan, “Dalam puasa sulit sekali terdapat riya’ (ingin dilihat/dipuji
orang lain).” Dari dua alasan inilah, Allah menyandarkan amalan puasa pada-Nya
berbeda dengan amalan lainnya.
Sebab Pahala Puasa, Seseorang Memasuki Surga
Lalu dalam riwayat lainnya dikatakan, Allah ‘azza wa jalla
berfirman (yang artinya), “Setiap amalan adalah sebagai kafaroh/tebusan kecuali
amalan puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku.”
Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan, “Pada hari kiamat nanti, Allah
Ta’ala akan menghisab hamba-Nya. Setiap amalan akan menembus berbagai macam
kezholiman yang pernah dilakukan, hingga tidak tersisa satu pun kecuali satu
amalan yaitu puasa. Amalan puasa ini akan Allah simpan dan akhirnya Allah
memasukkan orang tersebut ke surga.”
Jadi, amalan puasa adalah untuk Allah Ta’ala. Oleh karena itu,
tidak boleh bagi seorang pun mengambil ganjaran amalan puasa tersebut sebagai
tebusan baginya. Ganjaran amalan puasa akan disimpan bagi pelakunya di sisi
Allah Ta’ala. Dengan kata lain, seluruh amalan kebaikan dapat menghapuskan
dosa-dosa yang dilakukan oleh pelakunya. Sehingga karena banyaknya dosa yang
dilakukan, seseorang tidak lagi memiliki pahala kebaikan apa-apa.
Ada sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa hari kiamat nanti antara
amalan kejelekan dan kebaikan akan ditimbang, satu yang lainnya akan saling
memangkas. Lalu tersisalah satu kebaikan dari amalan-amalan kebaikan tadi yang
menyebabkan pelakunya masuk surga.
Itulah amalan puasa yang akan tersimpan di sisi Allah. Amalan
kebaikan lain akan memangkas kejelekan yang dilakukan oleh seorang hamba.
Ketika tidak tersisa satu kebaikan kecuali puasa, Allah akan menyimpan amalan
puasa tersebut dan akan memasukkan hamba yang memiliki simpanan amalan puasa
tadi ke dalam surga.
Dua Kebahagiaan yang Diraih Orang yang Berpuasa
Dalam hadits di atas
dikatakan, “Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu
kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan
Rabbnya.”
Kebahagiaan pertama adalah ketika seseorang berbuka puasa. Ketika
berbuka, jiwa begitu ingin mendapat hiburan dari hal-hal yang dia rasakan tidak
menyenangkan ketika berpuasa, yaitu jiwa sangat senang menjumpai makanan,
minuman dan menggauli istri. Jika seseorang dilarang dari berbagai macam
syahwat ketika berpuasa, dia akan merasa senang jika hal tersebut diperbolehkan
lagi.
Kebahagiaan kedua adalah ketika seorang hamba berjumpa dengan Rabbnya
yaitu dia akan jumpai pahala amalan puasa yang dia lakukan tersimpan di sisi
Allah. Itulah ganjaran besar yang sangat dia butuhkan.
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu
memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan
yang paling besar pahalanya.” (Qs. Al Muzammil: 20)
“Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan
dihadapkan (dimukanya).” (Qs. Ali Imron: 30)
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya
dia akan melihat (balasan) nya.” (Qs. Az Zalzalah: 7)
Bau Mulut Orang yang Berpuasa di Sisi Allah
Ganjaran bagi orang yang berpuasa yang disebutkan pula dalam hadits di atas , “Sungguh bau mulut orang
yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”
Seperti kita tahu bersama bahwa bau mulut orang yang berpuasa
apalagi di siang hari sungguh tidak mengenakkan. Namun bau mulut seperti ini
adalah bau yang menyenangkan di sisi Allah karena bau ini dihasilkan dari
amalan ketaatan dank arena mengharap ridho Allah. Sebagaimana pula darah orang
yang mati syahid pada hari kiamat nanti, warnanya adalah warna darah, namun
baunya adalah bau minyak kasturi.
Harumnya bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah ini ada dua
sebab:
[Pertama] Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa puasa adalah
rahasia antara seorang hamba dengan Allah di dunia. Ketika di akhirat, Allah
pun menampakkan amalan puasa ini sehingga makhluk pun tahu bahwa dia adalah
orang yang gemar berpuasa. Allah memberitahukan amalan puasa yang dia lakukan
di hadapan manusia lainnya karena dulu di dunia, dia berusaha keras
menyembunyikan amalan tersebut dari orang lain. Inilah bau mulut yang harum
yang dinampakkan oleh Allah di hari kiamat nanti karena amalan rahasia yang dia
lakukan.
[Kedua] Barangsiapa yang beribadah dan mentaati Allah, selalu
mengharap ridho Allah di dunia melalui amalan yang dia lakukan, lalu muncul
dari amalannya tersebut bekas yang tidak terasa enak bagi jiwa di dunia, maka
bekas seperti ini tidaklah dibenci di sisi Allah. Bahkan bekas tersebut adalah
sesuatu yang Allah cintai dan baik di sisi-Nya. Hal ini dikarenakan bekas yang
tidak terasa enak tersebut muncul karena melakukan ketaatan dan mengharap
ridho Allah. Oleh karena itu, Allah pun membalasnya dengan memberikan bau harum
pada mulutnya yang menyenangkan seluruh makhluk, walaupun bau tersebut tidak
terasa enak di sisi makluk ketika di dunia.
Inilah beberapa keutamaan amalan puasa. Inilah yang akan diraih
bagi seorang hamba yang melaksanakan amalan puasa yang wajib di bulan Ramadhan maupun amalan puasa
yang sunnah dengan dilandasi
keikhlasan dan selalu mengharap ridho Allah. Semoga kita dapat meraih beberapa
keutamaan di atas dari amalan puasa
Ramadhan yang kita lakukan nanti.
Semoga Allah memberi kita selalu ilmu
yang bermanfaat, rizki yang thoyib dan amalan yang diterima.
Dari artikel Ganjaran
untuk Orang yang Berpuasa — Muslim.Or.Id by null
Sumber :
MADU-HERBAL HARGA GROSIR
Kategori Tulisan
Anak
(21)
Ceramah
(25)
Doaku
(3)
Gallery
(68)
Hadits
(20)
Herbal
(3)
Hikmah
(258)
I'tikaf
(5)
Idul Fitri
(27)
Inspirasi
(149)
Jualan
(3)
Kesehatan
(43)
Keuangan
(12)
Kisahnyata
(43)
Kultum
(147)
Lailatul Qadar
(2)
Lain-lain
(49)
management
(4)
Nisa'
(1)
ODOJ
(2)
Progress
(54)
prowakaf
(2)
Puasa
(182)
Quran
(17)
Qurban
(40)
Ramadhan
(322)
Renungan
(17)
Rumahkreatif
(6)
Rumahpintar
(8)
Rumahtahfidz
(18)
Rumahyatim
(6)
Sedekah
(47)
Share
(104)
Syawal
(5)
Tanya jawab
(2)
Tarawih
(4)
Tarbiyah
(166)
Umroh
(19)
Wakaf
(8)
Yatim
(7)
Zakat
(22)
Sering dibaca
- Obat Kanker yang 10.000X Lebih Kuat dari KemoTerapi
- Daftar Tempat Makan Di Madiun
- Apa Arti Kata "Dancuk"...
- Kisah Nyata : Hati-hati Ajarkan Motor-Mobil Pada Anak di Bawah Umur
- Sahabat Kita Yang Baik Akan Menolong Kita Di Akhirat
- 10 Amal yang Pahalanya Takkan Pernah Putus
- Kepada Donatur : Kisah Nyata - Kesalahan Kecil yang Dahsyat Akibatnya
- Kadal dan Sedekah
- Kepada Donatur : Mengintip Akheratmu Dengan Melihat Kehidupan Duniamu
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari Blog Miftah madiun langsung ke email anda!