Senin, 02 April 2018
Dosa Besar tidak Menghapus Iman
Kemaksiatan dan dosa-dosa besar, meskipun selalu dilakukan dan
pelakunya tidak bertobat, akan mencabik-cabik dan mengurangi iman.
Namun, tidak sampai merusak dasarnya dan menghapuskannya secara total.
Jika dosa dan maksiat dipandang dapat menghancurkan dan mencabut iman
dari akarnya serta mengeluarkan pelakunya dari Islam secara mutlak,
berarti maksiat dan murtad merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Pelaku maksiat berarti sama dengan seorang murtad yang wajib dijatuhi
hukuman sebagai orang murtad. Dengan demikian, tidak perlu adanya
bermacam-macam hukuman seperti pezina, pencuri, perampok, pemabuk,
pembunuh, dan sebagainya. Ketentuan ini tentu saja tertolak dengan
adanya nash dan ijmak.
Nash Alquran menunjukkan persaudaraan si pembunuh dengan wali si terbunuh sebagaimana yang tersebut dalam ayat qishash, “Hai
orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu qishash berkenaan dengan
orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba
dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat
suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti
dengan cara yang baik. Dan hendaklah (yang diberi maaf) mambayar (diyat)
kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik pula.” (QS. Al-Baqarah: 178).
Alquran menetapkan adanya keimanan pada dua golongan (mukmin) yang sedang berperang sebagaimana tersebut dalam firman Allah, “Dan
jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu
berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah golongan
yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah
Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah),
damaikanlah antara keduanya dengan adil; dan berlaku adillah.
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara
kedua saudaramu, dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat.” (QS. Al Hujuraat: 9-10).
Makna kedua ayat di atas menetapkan adanya keimanan dan persaudaraan
seagama antara sesama mukmin, meskipun mereka berperang. Rasulullah SAW
bersabda dalam hadis sahih, “Janganlah kalian kembali menjadi kafir sepeninggalku nanti, sebagian kalian memukul wajah sebagian yang lain!”
Kemudian hadis Rasulullah SAW lagi, “Bila dua orang Muslim
berhadapan dengan masing-masing menghunus pedang, maka yang membunuh dan
yang dibunuh sama- sama masuk neraka!”
Dengan merujuk pada hadis yang disebut terakhir ini, Imam Bukhari
berdalil bahwa kemaksiatan tidak menjadikan pelakunya kafir, sebab
Rasulullah SAW (dalam hadis tersebut) masih menyebutnya sebagai “dua
orang Muslim”, meskipun keduanya diancam dengan neraka. Adapun yang
dimaksud peperangan di sini ialah bila terjadi tanpa takwil yang layak.
Hathib bin Abi Balta’ah pernah melakukan suatu kesalahan yang pada
zaman sekarang dapat disebut sebagai ‘pengkhianatan terbesar’ ketika ia
hendak membocorkan rahasia Rasulullah SAW dan pasukannya kepada kaum
Quraisy menjelang penaklukan Kota Makkah.
Ketika itu Umar berkata, “Ya Rasulullah, izinkan saya untuk memenggal lehernya, karena ia telah berbuat munafik.”
Bagaimana sikap Rasulullah SAW? Apakah beliau menghukumnya? Tidak,
beliau tidak menghukumnya. Beliau malah memaafkannya dengan alasan ia
termasuk orang yang ikut serta dalam Perang Badar.
MADU-HERBAL HARGA GROSIR
Kategori Tulisan
Anak
(21)
Ceramah
(25)
Doaku
(3)
Gallery
(68)
Hadits
(20)
Herbal
(3)
Hikmah
(258)
I'tikaf
(5)
Idul Fitri
(27)
Inspirasi
(149)
Jualan
(3)
Kesehatan
(43)
Keuangan
(12)
Kisahnyata
(43)
Kultum
(147)
Lailatul Qadar
(2)
Lain-lain
(49)
management
(4)
Nisa'
(1)
ODOJ
(2)
Progress
(54)
prowakaf
(2)
Puasa
(182)
Quran
(17)
Qurban
(40)
Ramadhan
(322)
Renungan
(17)
Rumahkreatif
(6)
Rumahpintar
(8)
Rumahtahfidz
(18)
Rumahyatim
(6)
Sedekah
(47)
Share
(104)
Syawal
(5)
Tanya jawab
(2)
Tarawih
(4)
Tarbiyah
(166)
Umroh
(19)
Wakaf
(8)
Yatim
(7)
Zakat
(22)
Sering dibaca
- Obat Kanker yang 10.000X Lebih Kuat dari KemoTerapi
- Daftar Tempat Makan Di Madiun
- Apa Arti Kata "Dancuk"...
- Kisah Nyata : Hati-hati Ajarkan Motor-Mobil Pada Anak di Bawah Umur
- Sahabat Kita Yang Baik Akan Menolong Kita Di Akhirat
- 10 Amal yang Pahalanya Takkan Pernah Putus
- Kepada Donatur : Kisah Nyata - Kesalahan Kecil yang Dahsyat Akibatnya
- Kadal dan Sedekah
- Kepada Donatur : Mengintip Akheratmu Dengan Melihat Kehidupan Duniamu
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari Blog Miftah madiun langsung ke email anda!