“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad). Ra'ina tetapi katakanlah, Unzhurna, dan dengarlah. Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih.” (Al-Baqarah: 104)
Keterangan dan Penjelasan
Ini adalah seruan pertama di antara sekian seruan Allah bagi orang-orang yang beriman. Jika Tuhan semesta alam Yang Mahaperkasa dan Maha agung menveru kepada hamba-Nya yang beriman, maka seruan-Nya itu dimaksudkan untuk memerintahkan mereka dengan suatu perintah yang sebenarnya bertujuan untuk kebahagiaan dan kesempurnaan mereka sendiri, memberikan perunjuk kepada mereka supaya mendekat kepada-Nya, dan memperoleh ridha-Nya.
Ketahuilah wahai saudara se-Islam, bahwa sesungguhnya seruan Allah kepadamu dengan menyebutmu sebagai orang yang beriman adalah suatu kemuliaan bagimu.
Wahai orang-orang yang mengakui Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, serta Al-Qur'an sebagai undang-undang Dengarkanlah dengan kedua telinga hatimu sebelum engkau mendengarkannya dengan kedua telinga kepalamu! Waspadalah terhadap kaum Yahudi!
Janganlah kamu mengatakan kepada Rasulullah saat ia membacakan wahyu Allah Ra'ina yang maksudnya agar Rasulullah memperhatikanmu dan agar ia membacakan wahyu Allah secara perlahan sehingga kamu dapat menghafalkannya, karena kaum Yahudi yang keji itu berpura-pura menyerupai ucapanmu, lalu mereka melencengkan lidah mereka dengan kata ini, sehingga rampak seperti kata umpatan.
Mereka mengarahkannya kepada Rasulullah untuk menjadi bahan ejekan di kalangan mereka, namun gunakanlah kata lainnya sehingga kaum Yahudi tidak lagi menjadikannya sebagai bahan ejekan, maka katakanlah, Unzhurna dan dengarkanlah dengan baik ketika Rasulullah membacakan wahyu Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah telah nienyediakan siksa yang pedih bagi orang-orang yang mengejek Rasulullah .
Sebab Diturunkannya Seruan ini
Ibnu Abbas menjelaskan tentang sebab diturunkannya seruan ini sebagai berikut, “Pada mulanya kaum Muslimin berkata Ra'ina kepada Rasulullah sebagai permohonan dan keinginan untuk mendapat perhatian. Kata Ra'ina berarti; Perhatikanlah kami! Namun kata ini diubah menjadi umpatan oleh kuum Yahudi, seperti ketika mereka mengatakan, isma' (Dengarlah) bukan Sami'tu (Aku mendengarkan).” Mereka berkata, “Dahulu kami mengatakannya secara diam-diam, namun kini kami mengatakanya secara terang-terangan.” Mereka mempergunakan kata tersebut ditujukan kepada Nabi lalu menertawakannya.
Suatu ketika Sa'ad bin Muadz -yang memahami babasa Yahudi-mendengar ejekan mereka, maka Ia pun berkata kepada kaum Yahudi. “Semoga laknat Allah menimpa kalian, sungguh jika aku mendengar ejekan seperti ini keluar dari mulut salah seorang kalian dan dikatakan di hadapan Rasulullah niscaya akan aku penggal Lehernya.' Kaum Yahudi menjawab, “Bukankah kalian juga mengatakan demikian?” Kemudian Allah menurunkan ayat ini, dan melarang orang-orang beriman mengucapkan kata. Ra'ina, supaya kata tersebut tidak diputarbalikkan oleh kaum Yahudi dengan tujuan merusakkan maknanya.
Keterangan dan Penjelasan
Ini adalah seruan pertama di antara sekian seruan Allah bagi orang-orang yang beriman. Jika Tuhan semesta alam Yang Mahaperkasa dan Maha agung menveru kepada hamba-Nya yang beriman, maka seruan-Nya itu dimaksudkan untuk memerintahkan mereka dengan suatu perintah yang sebenarnya bertujuan untuk kebahagiaan dan kesempurnaan mereka sendiri, memberikan perunjuk kepada mereka supaya mendekat kepada-Nya, dan memperoleh ridha-Nya.
Ketahuilah wahai saudara se-Islam, bahwa sesungguhnya seruan Allah kepadamu dengan menyebutmu sebagai orang yang beriman adalah suatu kemuliaan bagimu.
Wahai orang-orang yang mengakui Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, serta Al-Qur'an sebagai undang-undang Dengarkanlah dengan kedua telinga hatimu sebelum engkau mendengarkannya dengan kedua telinga kepalamu! Waspadalah terhadap kaum Yahudi!
Janganlah kamu mengatakan kepada Rasulullah saat ia membacakan wahyu Allah Ra'ina yang maksudnya agar Rasulullah memperhatikanmu dan agar ia membacakan wahyu Allah secara perlahan sehingga kamu dapat menghafalkannya, karena kaum Yahudi yang keji itu berpura-pura menyerupai ucapanmu, lalu mereka melencengkan lidah mereka dengan kata ini, sehingga rampak seperti kata umpatan.
Mereka mengarahkannya kepada Rasulullah untuk menjadi bahan ejekan di kalangan mereka, namun gunakanlah kata lainnya sehingga kaum Yahudi tidak lagi menjadikannya sebagai bahan ejekan, maka katakanlah, Unzhurna dan dengarkanlah dengan baik ketika Rasulullah membacakan wahyu Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah telah nienyediakan siksa yang pedih bagi orang-orang yang mengejek Rasulullah .
Sebab Diturunkannya Seruan ini
Ibnu Abbas menjelaskan tentang sebab diturunkannya seruan ini sebagai berikut, “Pada mulanya kaum Muslimin berkata Ra'ina kepada Rasulullah sebagai permohonan dan keinginan untuk mendapat perhatian. Kata Ra'ina berarti; Perhatikanlah kami! Namun kata ini diubah menjadi umpatan oleh kuum Yahudi, seperti ketika mereka mengatakan, isma' (Dengarlah) bukan Sami'tu (Aku mendengarkan).” Mereka berkata, “Dahulu kami mengatakannya secara diam-diam, namun kini kami mengatakanya secara terang-terangan.” Mereka mempergunakan kata tersebut ditujukan kepada Nabi lalu menertawakannya.
Suatu ketika Sa'ad bin Muadz -yang memahami babasa Yahudi-mendengar ejekan mereka, maka Ia pun berkata kepada kaum Yahudi. “Semoga laknat Allah menimpa kalian, sungguh jika aku mendengar ejekan seperti ini keluar dari mulut salah seorang kalian dan dikatakan di hadapan Rasulullah niscaya akan aku penggal Lehernya.' Kaum Yahudi menjawab, “Bukankah kalian juga mengatakan demikian?” Kemudian Allah menurunkan ayat ini, dan melarang orang-orang beriman mengucapkan kata. Ra'ina, supaya kata tersebut tidak diputarbalikkan oleh kaum Yahudi dengan tujuan merusakkan maknanya.