Siapa yang tidak ingin sukses dalam hidupnya. Semua orang
menginginkannya, walaupun sukses dalam hidup seseorang tidak selalu sama. Tapi,
siapa yang tidak setuju bahwa sukses adalah ketika Anda mendapatkan apa yang
Anda mau dan impikan? Tapi bagaimana mendapatkannya?
Semakin dewasa, manusia semakin banyak mengeluh. Pekerjaan, urusan
rumah, hubungan cinta dengan kekasih atau mungkin suami atau istri, keuangan
dan masalah orang dewasa lainnya tentu sudah tentu menjadi hal yang banyak
dikeluhkan. Masih kurang, belum juga puas, begitulah sifat manusia. Sudah dapat
satu hal, masih ingin hal lainnya. Sebenarnya ini bagus untuk perkembangan diri
asal digunakan dengan tepat dan tidak sembarangan. Ada sebuah kisah, sederhana
namun mungkin akan mengubah pikiran Anda yang sedang mengeluh.
Adalah sebuah reuni, di mana beberapa pria ini berkumpul dan saling
bercerita kehidupan masing-masing. Namanya manusia, awal cerita kemudian
berakhir dengan keluhan. Ada yang mengeluh karena gaji yang tidak cukup,
ada yang mengeluh karena istri marah-marah, ada juga yang mengeluh karena
pekerjaan yang membuat lelah tiada henti, ah manusia.
Hingga akhirnya, seorang pria masuk ke dalam dan kembali dengan
beberapa cangkir, ada yang bagus, ada yang sederhana dan satu poci penuh kopi.
Karena haus, mereka segera menuang kopi di cangkir pilihan masing-masing.
Kemudian, si pembawa kopi berkata, " ini adalah cerminan kalian, cangkir
yang kalian bawa." Semua yang sedang asyik meminum kopi merasa heran dan
tidak mengerti.
" Tidakkah kalian sadar bahwa yang tersisa hanya gelas plastik
biasa yang sederhana, sedangkan semua cangkir dan gelas mahal dan cantik sudah
kalian ambil semua?" ujar si pembawa kopi.
"Kalian akan saling melihat cangkir satu sama lain dan mulai
membandingkan apakah cangkir Anda sudah yang terbaik atau tidak. Sekarang,
pikirkan hal ini : hidup kalian adalah kopi ini, sedangkan pekerjaan, uang dan
posisi di lingkungan adalah cangkirnya. Sadarkah kalian bahwa cangkir ini hanya
sebuah alat yang mewadahi hidup. " lanjut si pembawa kopi.
"Apa saja jenis cangkir yang kalian miliki, tidak menentukan apakah
kualitas hidup berubah atau tidak. Kadang, kita terlalu fokus memilih cangkir
mana yang paling baik, sehingga gagal menikmati kopinya. "
Ada sebuah kutipan yang cocok untuk kisah sederhana ini, bahwa orang
yang paling bahagia itu tidak memiliki segala yang terbaik di hidupnya, tapi
menjadikan segala yang dimilikinya menjadi terbaik. Sebenarnya, apa yang ada di
dunia tidak akan ada habisnya jika dikejar. Yang tidak benar adalah ketika kita
malah fokus pada mengejar apa yang kita belum miliki tapi mengabaikan yang
sudah diberikan, hidup kita.
Karena itu, ada baiknya jika mulai dari sekarang kita belajar untuk
menghargai, bersyukur atas apa yang sudah kita miliki. Dengan begitu, kita
tidak akan lagi berteman dengan keluh kesah.