Balasan bagi haji mabrur tidak lain adalah surga. Rasulullah saw. pernah bersabda, “Dari satu ibadah umrah ke ibadah umrah yang lain menjadi kafarat (penghapus dosa) di antara keduanya. Adapun haji mabrur tidak ada balasan (bagi pelakunya) kecuali surga.” (Muttafaq 'alaih).
Rasulullah saw. bersabda, 'Siapa saja yang menunaikan ibadah haji, sementara dia tidak berbuat dosa dan kefasikan, maka dia akan kembali seperti pada hari saat ia dilahirkan oleh ibunya.'” (Muttafaq alaih).
Amr bin al-'Ash berkata, “Aku pernah mendengar Baginda Rasulullah saw. bersabda, 'Siapa saja yang datang (Ke Baitullah) untuk menunaikan ibadah haji ikhlas semata-mata karena Allah, Allah pasti akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang, dan Allah akan memberikan safaat kepada orang-orang yang dia doakan.'”
“Siapa saja yang memasuki Baitullah, dia masuk dalam satu kebajikan dan keular dari suatu keburukan dan dia akan diampuni.” (HR Ibn Khuzaimah).
“Siapa saja yang memasuki Baitullah, dia masuk dalam satu kebajikan dan keular dari suatu keburukan dan dia akan diampuni.” (HR Ibn Khuzaimah).
Siapa saja yang telah menyelesaikan rangkaian ibadah haji, lalu kaum Muslim selamat dari lisan dan tangannya, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang.” (HR Abu Ya'la)
Haji mabrur adalah orang yang saat menunaikan ibadah haji tidak melakukan
kemaksiatan apa pun. (Lihat: Imam an-Nawawi, Riyadh ash-Shalihin, I/41)
Ciri lain haji mabrur ditegaskan oleh Baginda Rasulullah saw. dalam sabdanya, “Haji mabrur itu tidak ada balasannya selain surga.” Rasul saw. kemudian ditanya, “Apa ciri haji mabrur itu.” Beliau menjawab, “Selalu berkata-kata yang baik dan biasa memberi makan (kepada orang-orang yang membutuhkan, pen.). (Abu Thalib al-Makki, Qut al-Qulub, II/39).
Menurut Imam al-Ghazali, ciri-ciri haji mambrur itu adalah pelakunya (saat kembali dari menunaikan ibadah haji) menjadi orang yang zuhud terhadap dunia, selalu rindu terhadap akhirat (surga) dan senantiasa berusaha mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah Pemilik Ka'bah setelah berjumpa dengan Ka'bah (Al-Ghazali, Ihya' Ulum ad-Din, I/272).
Imam al-Hasan ra. pernah ditanya, “Apa ciri haji mabrur?” Beliau pun menjawab, “Orang yang kembali dari menunaikan ibadah haji itu menjadi zuhud terhadap dunia, selalu merindukan akhirat (surga).”
Dikatakan pula oleh Imam al-Hasan ra., “Sesungguhnya tanda ibadah haji diterima oleh Allah (haji mabrur) adalah yang menjadikan pelakunya meninggalkan berbagai maksiat, mengganti teman-temannya yang berperilaku buruk dengan orng-orang shalih, mengganti majelisnya yang penuh dengan senda-gurau dan kelalaian dengan majelis yang dipenuhi dengan zikir dan kewaspadaan. Siapa saja yang selaras perilakunya dengan apa yang disebutkan, berarti ibadah hajinya diterima oleh Allah (haji mabrur.” (Abu Thalib al-Makki, Qut al-Qulub, II/44).
Rasulullah saw. bersabda, 'Siapa saja yang menunaikan ibadah haji, sementara dia tidak berbuat dosa dan kefasikan, maka dia akan kembali seperti pada hari saat ia dilahirkan oleh ibunya.'” (Muttafaq alaih).
Amr bin al-'Ash berkata, “Aku pernah mendengar Baginda Rasulullah saw. bersabda, 'Siapa saja yang datang (Ke Baitullah) untuk menunaikan ibadah haji ikhlas semata-mata karena Allah, Allah pasti akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang, dan Allah akan memberikan safaat kepada orang-orang yang dia doakan.'”
“Siapa saja yang memasuki Baitullah, dia masuk dalam satu kebajikan dan keular dari suatu keburukan dan dia akan diampuni.” (HR Ibn Khuzaimah).
“Siapa saja yang memasuki Baitullah, dia masuk dalam satu kebajikan dan keular dari suatu keburukan dan dia akan diampuni.” (HR Ibn Khuzaimah).
Siapa saja yang telah menyelesaikan rangkaian ibadah haji, lalu kaum Muslim selamat dari lisan dan tangannya, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang.” (HR Abu Ya'la)
Haji mabrur adalah orang yang saat menunaikan ibadah haji tidak melakukan
kemaksiatan apa pun. (Lihat: Imam an-Nawawi, Riyadh ash-Shalihin, I/41)
Ciri lain haji mabrur ditegaskan oleh Baginda Rasulullah saw. dalam sabdanya, “Haji mabrur itu tidak ada balasannya selain surga.” Rasul saw. kemudian ditanya, “Apa ciri haji mabrur itu.” Beliau menjawab, “Selalu berkata-kata yang baik dan biasa memberi makan (kepada orang-orang yang membutuhkan, pen.). (Abu Thalib al-Makki, Qut al-Qulub, II/39).
Menurut Imam al-Ghazali, ciri-ciri haji mambrur itu adalah pelakunya (saat kembali dari menunaikan ibadah haji) menjadi orang yang zuhud terhadap dunia, selalu rindu terhadap akhirat (surga) dan senantiasa berusaha mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Allah Pemilik Ka'bah setelah berjumpa dengan Ka'bah (Al-Ghazali, Ihya' Ulum ad-Din, I/272).
Imam al-Hasan ra. pernah ditanya, “Apa ciri haji mabrur?” Beliau pun menjawab, “Orang yang kembali dari menunaikan ibadah haji itu menjadi zuhud terhadap dunia, selalu merindukan akhirat (surga).”
Dikatakan pula oleh Imam al-Hasan ra., “Sesungguhnya tanda ibadah haji diterima oleh Allah (haji mabrur) adalah yang menjadikan pelakunya meninggalkan berbagai maksiat, mengganti teman-temannya yang berperilaku buruk dengan orng-orang shalih, mengganti majelisnya yang penuh dengan senda-gurau dan kelalaian dengan majelis yang dipenuhi dengan zikir dan kewaspadaan. Siapa saja yang selaras perilakunya dengan apa yang disebutkan, berarti ibadah hajinya diterima oleh Allah (haji mabrur.” (Abu Thalib al-Makki, Qut al-Qulub, II/44).