Kalimah syahadatain sering diucapkan oleh umat Islam dalam berbagai keadaan. Meskipun kita menghafal kalimah syahadah dan dapat menyebutnya dengan fasih, namun demikian sejauh manakah kita memahami dan mengamalkan syahadatain ini dalam kehidupan sehari-hari ummat Islam?
Jika kita melihat realita kehidupan ummat Islam saat ini jelaslah bahwa belum semua memahami dua kalimah syahadah ini, hal ini bias dilihat dari banyaknya kemaksiatan dalam masyarakat kita dan banyak dianta ra kemaksiatan itu dilakukan ummat Islam.
Kalimah syahadah merupakan landasan penting bagi rukun Islam. Tanpa syahadah maka rukun Islam lainnya akan runtuh begitupun dengan rukun iman. Tegaknya syahadah dalam kehidupan akan menegakkan ibadah dan Agama dalam hidup kita. Syahadah yang benar, akan terlihat dalam tingkah laku dan akal fikiran serta mendorong kita untuk melaksanakan rukun Islam lainnya dengan baik.
Rasulullah SAW bersabda: Islam itu bagaikan sebuah bangunan. Untuk berdirinya bangunan Islam itu harus ditopang oleh 5 (lima) tiang pokok iaitu syahadatain, shalat, puasa, zakat dan haji ke baitul haram. Dalam hadits yang lain: shalat sebagai salah satu rukun Islam merupakan tiangnya agama.
Bangsa Arab di zaman Nabi SAW memahami betul makna dari syahadatain ini. Suatu hari Nabi SAW mengumpulkan ketua-ketua Quraiys dari kalangan Bani Hasyim, Nabi SAW bersabda: Wahai saudara-saudara, maukah kalian aku beri satu kalimat, dengan kalimat itu kalian dapat menguasai seluruh jazirah Arab.
Abu Jahal menjawab: Jangankan satu kalimat, sepuluh kalimat berikan padaku. Kemudian Nabi SAW bersabda: Ucapkanlah Laa ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah. Abu Jahal pun menjawab: Kalau itu yang kau mau, berarti engkau mengobarkan peperangan dengan semua orang, bukan hanya bangsa Arab.
Abu Jahal tidak terima jika harus tunduk, taat dan patuh kepada Allah SWT, dengan begini semua orang tidak akan tunduk lagi kepadanya. Penerimaan syahadah bermakna menerima semua aturan dan segala akibatnya. Inilah yang sulit bagi kaum jahiliyah untuk menerima syahadah.
Ketundukan kepada Allah akan menambah kekuatan diri kita. Mereka yang beriman semakin dihormati dan dihargai. Setiap individu yang bersyahadah dengan benar, ia menjadi khalifatullah fil Ardhi.
Kalimah syahadah mesti difahami dengan benar, karena di dalamnya terdapat makna yang sangat tinggi. Dengan syahadah maka kehidupan kita akan dijamin bahagia di dunia ataupun di akhirat. Syahadah sebagai kunci dan tiang agama.
Jika kita melihat realita kehidupan ummat Islam saat ini jelaslah bahwa belum semua memahami dua kalimah syahadah ini, hal ini bias dilihat dari banyaknya kemaksiatan dalam masyarakat kita dan banyak dianta ra kemaksiatan itu dilakukan ummat Islam.
Kalimah syahadah merupakan landasan penting bagi rukun Islam. Tanpa syahadah maka rukun Islam lainnya akan runtuh begitupun dengan rukun iman. Tegaknya syahadah dalam kehidupan akan menegakkan ibadah dan Agama dalam hidup kita. Syahadah yang benar, akan terlihat dalam tingkah laku dan akal fikiran serta mendorong kita untuk melaksanakan rukun Islam lainnya dengan baik.
Rasulullah SAW bersabda: Islam itu bagaikan sebuah bangunan. Untuk berdirinya bangunan Islam itu harus ditopang oleh 5 (lima) tiang pokok iaitu syahadatain, shalat, puasa, zakat dan haji ke baitul haram. Dalam hadits yang lain: shalat sebagai salah satu rukun Islam merupakan tiangnya agama.
Bangsa Arab di zaman Nabi SAW memahami betul makna dari syahadatain ini. Suatu hari Nabi SAW mengumpulkan ketua-ketua Quraiys dari kalangan Bani Hasyim, Nabi SAW bersabda: Wahai saudara-saudara, maukah kalian aku beri satu kalimat, dengan kalimat itu kalian dapat menguasai seluruh jazirah Arab.
Abu Jahal menjawab: Jangankan satu kalimat, sepuluh kalimat berikan padaku. Kemudian Nabi SAW bersabda: Ucapkanlah Laa ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah. Abu Jahal pun menjawab: Kalau itu yang kau mau, berarti engkau mengobarkan peperangan dengan semua orang, bukan hanya bangsa Arab.
Abu Jahal tidak terima jika harus tunduk, taat dan patuh kepada Allah SWT, dengan begini semua orang tidak akan tunduk lagi kepadanya. Penerimaan syahadah bermakna menerima semua aturan dan segala akibatnya. Inilah yang sulit bagi kaum jahiliyah untuk menerima syahadah.
Ketundukan kepada Allah akan menambah kekuatan diri kita. Mereka yang beriman semakin dihormati dan dihargai. Setiap individu yang bersyahadah dengan benar, ia menjadi khalifatullah fil Ardhi.
Kalimah syahadah mesti difahami dengan benar, karena di dalamnya terdapat makna yang sangat tinggi. Dengan syahadah maka kehidupan kita akan dijamin bahagia di dunia ataupun di akhirat. Syahadah sebagai kunci dan tiang agama.