Wahai Anda yang ingin memperoleh apa yang bermanfaat bagi
dirinya, jika Anda mendapat kesempatan untuk menyantuni anak yatim, jangan sekali-kali
Anda sia-siakan. Jika Anda tidak menyukai hal itu dan menyia-nyiakannya,
pikirkanlah pahala bagi orang yang menyantuni anak yatim. Tidakkah Anda
ingin menjadi sahabat Nabi Saw. di surga?
Saudaraku! Muliakanlah anak yatim, niscaya hatimu menjadi
lunak dan kebutuhanmu terpenuhi. Jika Anda mengeluhkan hati Anda yang keras, menyantuni
anak yatim merupakan sarana yang bisa menjadikan
hati lunak. Ia adalah obat yang diwasiatkan oleh Nabi Saw. yang telah
diutus dengan membawa petunjuk dengan
kebenaran. Abu Darda' r.a. meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki
yang datang kepada Nabi Saw. mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabi pun bertanya, "Sukakah
kamu jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu
terpenuhi? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya dan berilah makan dari
makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi," (HR Thabrani, At-Targhib
wal-Tarhib, Al-Albania 254).
Saudaraku! Kasihilah anak yatim, niscaya Allah akan memperbaiki urusan dunia dan akhiratmu.
Berbuat baik
kepada anak yatim, bisa dengan beberapa cara :
1. Memberinya
makan dan pakaian serta menanggung kebutuhan-kebutuhan pokoknya.
2. Mengusap
kepalanya serta menunjukkan kasih sayang
kepadanya. Tindakan ini akan mempunyai pengaruh besar terhadap kejiwaan anak yatim. Ibnu Umar r.a. jika melihat anak yatim, beliau mengusap kepalanya dan memberinya sesuatu.
3. Membiayai
sekolahnya, sebagaimana orang tua ingin menyekolahkan anaknya.
4. Mendidiknya dengan ikhlas, sebagaimana keikhlasannya dalam mendidik anak
kandungnya sendiri.
5. Jika ia melakukan perbuatan yang mengharuskan diberi hukuman, bersikap lemah-lembutlah dalam mendidiknya.
6. Bertakwa kepada Allah dalam mengelola harta anak yatim jika
anak yatim itu mempunyai harta kekayaan. Jangan sampai hartanya dihabiskan
karena menginginkan agar anak yatim itu kelak tidak meminta hartanya kembali.
Sebaliknya, hartanya harus dijaga sehingga, ketika ia telah dewasa, harta
tersebut dikembalikan kepadanya.
7. Mengembangkan
harta anak yatim dan bersikap ikhlas di dalamnya sehingga hartanya tidak habis
oleh zakat.
Saudaraku! Inilah
beberapa gambaran tentang cara berbuat baik kepada anak
yatim. Berbuat baik kepada anak yatim tidak hanya diperintahkan kepada orang-orang tertentu, akan tetapi setiap Muslim
diperintahkan untuk itu, sebagaimana ia diperintahkan untuk melaksanakan
semua amal yang baik dan saleh. Jika Allah mengetahui ketulusan niat seorang
hamba, niscaya Dia akan membantunya
dalam melaksanakan perbuatan baik. Maka,
hendaklah engkau berkeinginan kuat
untuk melaksanakan amal-amal saleh, walaupun barn sekadar berniat di
hati sampai suatu saat Allah memberikan
kesempatan Anda untuk melakukan amal saleh. Sungguh, tidak ada orang
yang lebih lemah dari pada orang yang tidak
mampu menyelinapkan niat di hatinya untuk melaksanakan amal-amal saleh.
"Sukakah
kamu jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi? Kasihilah anak yatim,
usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak
dan kebutuhanmu akan terpenuhi," (HR Thabrani).
Saudaraku! Berbuat baiklah kepada anak yatim.
Selain merupakan akhlak yang mulia yang diserukan oleh Islam, ia juga hanya dilaksanakan oleh orang-orang yang berhati penyayang dan berjiwa bersih.
Masyarakat Muslim adalah masyarakat yang diikat oleh ajaran-ajaran mulia
yang diserukan oleh Islam. la adalah masyarakat yang telah digambarkan oleh
Nabi Saw. dalam penggambaran beliau yang indah, ketika beliau bersabda, "Engkau melihat orang-orang beriman itu
dalam hal kasih sayang dan saling mencintai di antara mereka adalah seperti
satu tubuh, jika ada satu organ yang mengeluh (sakit), maka seluruh tubuh akan
merasakan sakit dengan tidak tidur dan panas," (HR Bukhari dan Muslim).
Penggambaran ini memberitahukan kepada Anda,
bagaimana seyogyanya keadaan dalam masyarakat Muslim
ini. Anak yatim adalah bagian dari masyarakat Muslim itu. Ia berhak
terhadap apa yang menjadikan hak anggota masyarakat Muslim lainnya, dan berkewajiban
sebagaimana kewajiban masyarakat anggota Muslim
lainnya. Seluruh kaum Muslimin wajib berbuat baik kepada anak yatim,
menyantuninya, dan menggantikan kasih sayang ayahnya, srrta memberikan kepadanya apa yang biasa mereka berikan kepada
anak-anak dan istri mereka.
Saudaraku! Tidaklah sulit bagi Anda untuk
memungut seorang anak yatim, memberi makanan seperti yang biasa Anda makan
sehari-hari, memberi pakaian seperti pakaian yang biasa Anda pakai, dan
menjadikannya sebagai salah seorang anak Anda. Hendaklah perbuatan baik Anda
ini didasarkan niat tulus untuk mencari
rida Allah. Dengan harapan, Anda bisa menjadi salah seorang dari mereka
yang digambarkan oleh Allah dalam firman-Nya, "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin,
anak yatim, dan orang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu
hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari
kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (azab)
Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari) orang-orang bermuka masam penuh
kesakitan. Maka, Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu dan memberikan
kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan, Dia memberi balasan
kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutra,"
(QS Al-Insan [76]: 8-12).
Bahan renungan penting bagi kita ini diambil dari Syaikh Azhari Ahmad Mahmud dalam kitab Al-Ihsan
Ilal Yatim