Laman

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 24 September 2012

Beribadah Dan Berharap Rezeki





“Ibadah kok berharap rezeki? Mana boleh? Ibadah itu ‘kan karena Allah!” Inilah pendapat orang-orang yang berpikiran sempit. Ibaratnya, katak di bawah temperamen. (Lho?)

Begini. Manusia itu memang banyak keperluannya. Perlu ini, perlu itu. Dan Yang Maha Kuasa membolehkan itu. Tidak cukup sampai di situ, Ia pun mengajarkan cara-caranya. Misalnya saja :
·   Lagi bingung? Yah, shalat istikharah.
·   Lagi perlu hujan? Yah, shalat istisqa’.
·   Lagi punya impian? Yah, shalat hajat. Juga shalat tahajjud.
·   Mau minta ampun? Yah, shalat taubat. Juga istighfar.
·   Mau selamat dalam perjalanan? Yah, shalat safar.
·   Mau rezeki bertambah? Yah, shalat dhuha 6 rakaat. Juga sedekah.
·   Mau properti bertambah? Yah, shalat dhuha 12 rakaat.
·   Tentu, diiringi dengan ikhtiar-ikhtiar yang sesuai. Mana bisa, mau rezeki bertambah, tapi cuma bermalas-malasan dan tidur-tiduran sepanjang hari! Mana bisa, mau selamat dalam perjalanan, tapi ceroboh menyetir dan melanggar rambu-rambu. Saya ulangi, mesti diiringi dengan ikhtiar-ikhtiar yang sesuai.

Tolong dicatat :
·   Sebaik-baiknya meminta adalah dengan mengikuti cara-cara yang diajarkan oleh Yang Maha Kuasa dan mengikuti cara-cara yang dicontohkan oleh Nabi. Tidak ada cara lain yang lebih baik
·   Lha, bukankah semua yang tertera di atas itu dicontohkan oleh Nabi? Lantas, di mana salahnya kalau kita mengikutinya?

“Ibadah kok herharap rezeki? Mana boleh? Ibadah itu ‘kan karena Allah!” Sekali lagi, inilah pendapat orang-orang yang berpikiran sempit. Baiklah. Katakanlah, itu semua tidak boleh. Terus, ketika kita ketiban masalah, gimana jalan keluarnya? Apa bengong-bengong begitu saja? Apa cuma berdoa begitu saja? Sudah semestinya, kita mencari jalan keluar dengan cara-cara yang diajarkan oleh Yang Mana Kuasa dan cara-cara yang dicontohkan oleh Nabi, seperti tertera di atas.

Memang, pada hakikatnya seluruh ibadah diniatkan semata-rnata hanya untuk Yang Maha Kuasa. Itu sudah jelas! Bocah-bocah yang sedang meriang juga tahu! Nenek-nenek yang sudah pikun juga tahu! Apa-apa yang tertera di atas adalah keutamaan-keutamaan dan manfaat-manfaatnya, seperti selamat dalam perjalanan dan enteng rezeki. Jadi, tetaplah beribadah karena Dia, namun tetaplah berharap manfaat-manfaat yang dijanjikan oleh Dia. Kalau kita tidak boleh berharap kepada Dia, lantas mau berharap kepada siapa lagi? Ingatlah, sebaik-baiknya berharap, yah berharap kepada Dia. Yang buruk itu adalah berharap kepada manusia.

Dan jangan salah, shalat wajib yang sehari-hari kita tunaikan juga tidak terlepas dari keperluan-keperluan dan permintaan-permintaan kita. Mulai dari keperluan-keperluan akhirat sampai dengan keperluan-keperluan dunia. Salah satunya, enteng rezeki. Dan itu sangat sangat-sangat boleh! Tidak terkecuali ibadah-ibadah sunnah yang tertera di atas. Semuanya sangat sangat-sangat boleh! Catat, Impian + Iman + Ikhlas + Ibadah + Ikhtiar = Ijabah

diambil dari tulisan Ippho Santosa (6i).


Kategori Tulisan

Anak (21) Ceramah (25) Doaku (3) Gallery (68) Hadits (20) Herbal (3) Hikmah (258) I'tikaf (5) Idul Fitri (27) Inspirasi (149) Jualan (3) Kesehatan (43) Keuangan (12) Kisahnyata (43) Kultum (147) Lailatul Qadar (2) Lain-lain (49) management (4) Nisa' (1) ODOJ (2) Progress (54) prowakaf (2) Puasa (182) Quran (17) Qurban (40) Ramadhan (322) Renungan (17) Rumahkreatif (6) Rumahpintar (8) Rumahtahfidz (18) Rumahyatim (6) Sedekah (47) Share (104) Syawal (5) Tanya jawab (2) Tarawih (4) Tarbiyah (166) Umroh (19) Wakaf (8) Yatim (7) Zakat (22)
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari Blog Miftah madiun langsung ke email anda!
 

Info Kesehatan

More on this category »

Tarbiyah dan Pendidikan

More on this category »

Inspirasi Hidup

More on this category »

Lain-lain

Image by ageecomputer.com