Pada suatu hari, ada
enam laki-laki buta sedang berkumpul membicarakan tentang bentukbentuk
binatang. "Aku mendengar ada binatang baru di kebun binatang, gajah
namanya. Aku belum pernah mengetahui bagaimana bentuknya gajah itu. Jadi, hari
ini aku ingin pergi ke sana."
Laki-laki buta lainnya
berkata, "Aku ingin pergi ke sana juga. Aku sudah mengetahui bentuk anjing
dan kucing, tapi aku belum tahu seperti apakah bentuknya gajah itu."
"Aku juga
ikut," seru yang lainnya.
Akhirnya, enam
laki-laki buta itu sepakat untuk pergi ke kebun binatang. Setelah sampai di
sana, mereka pergi ke tempat di mana seekor gajah berada.
"Sekarang kita
dapat memegang gajah dan mengetahui seperti apakah bentuknya," kata salah
satu orang buta.
Laki-laki buta pertama
mengusap pinggang gajah yang kasar dan kemudian berkata, "Oh, ternyata
gajah itu kasar dan lebar, seperti tembok!"
Setelah itu, giliran
laki-laki buta kedua. Ia memegang kaki gajah dan berkata kepada teman-temannya,
"Oh, kini aku tahu kalau gajah itu seperti batang atau dahan pohon dengan
diameter bulat!"
Laki-laki buta yang
kebetulan memegang gading binatang tersebut segera berucap, "Apa yang kamu
katakan itu semuanya salah. Gajah itu seperti batang besi yang melengkung dan
runcing."
"Kalau begitu,
biarkan aku menyentuhnya," kata laki-laki buta yang keempat. Dan, ternyata
yang, dielus-elusnya itu adalah kupingnya. Dia lalu tertawa cekikikan, dan
berkata kepada teman-temannya, "Yang mengatakan gajah itu seperti tembok,
pohon, atau besi runcing, salah! Yang benar, gajah itu seperti kipas."
Orang buta yang kelima
jadi penasaran ingin segera mengetahui bentuk gajah. Ia pun segera
memegang-nya. Dan ternyata yang dipegangnya adalah belalainya."Maaf, aku tidak
sepakat dengan pendapat kalian. Bagiku, gajah itu halus, kurus, dan bulat
seperti ular!"
"Masing-masing
kalian berkata berbeda tentang bentuk gajah. Sekarang biarlah aku menyentuhnya
sendiri!" kata orang buta yang
keenam. Akhirnya, laki-laki
buta yang keenam menyentuh-nya. Saat tangannya hendak memegang, gajah itu
membelakanginya. Hingga, ekornyalah yang sampai ke tangannya. Ia pun lalu
terbahak-bahak.
"Kamu semua
salah! Gajah itu bulat, kecil, dan panjang seperti cambuk." Setelah itu,
mereka sibuk berselisih pendapat tentang bentuk gajah yang sebenarnya, dan
saling mempertahankan pendapatnya masing-masing.
"Pokoknya, gajah
itu seperti pohon!"
"Tidak, ia
seperti kipas!"
"Tidak, ia
seperti tembok!"
Mereka terus
berselisih dan tak ada yang man mengalah.
Perbedaan, jika tidak
disikapi secara dewasa, hanya akan membuat pertengkaran dan pertengkaran,
hingga akhirnya sengsara bagi pelakunya sendiri. Pertengkaran, bagaimanapun,
bentuknya akan berakibat tidak baik—sampai kapan pun.