Laman

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 11 September 2012

ENAM ORANG BUTA DAN SEEKOR GAJAH






Pada suatu hari, ada enam laki-laki buta sedang berkumpul membicarakan tentang bentuk­bentuk binatang. "Aku mendengar ada binatang baru di kebun binatang, gajah namanya. Aku belum pernah mengetahui bagaimana bentuknya gajah itu. Jadi, hari ini aku ingin pergi ke sana."

Laki-laki buta lainnya berkata, "Aku ingin pergi ke sana juga. Aku sudah mengetahui bentuk anjing dan kucing, tapi aku belum tahu seperti apakah bentuknya gajah itu."

"Aku juga ikut," seru yang lainnya.
Akhirnya, enam laki-laki buta itu sepakat untuk pergi ke kebun binatang. Setelah sampai di sana, mereka pergi ke tempat di mana seekor gajah berada.

"Sekarang kita dapat memegang gajah dan menge­tahui seperti apakah bentuknya," kata salah satu orang buta.
Laki-laki buta pertama mengusap pinggang gajah yang kasar dan kemudian berkata, "Oh, ternyata gajah itu kasar dan lebar, seperti tembok!"

Setelah itu, giliran laki-laki buta kedua. Ia memegang kaki gajah dan berkata kepada teman-temannya, "Oh, kini aku tahu kalau gajah itu seperti batang atau dahan pohon dengan diameter bulat!"

Laki-laki buta yang kebetulan memegang gading binatang tersebut segera berucap, "Apa yang kamu katakan itu semuanya salah. Gajah itu seperti batang besi yang melengkung dan runcing."

"Kalau begitu, biarkan aku menyentuhnya," kata laki-laki buta yang keempat. Dan, ternyata yang, dielus-elusnya itu adalah kupingnya. Dia lalu tertawa cekikikan, dan berkata kepada teman-temannya, "Yang mengatakan gajah itu seperti tembok, pohon, atau besi runcing, salah! Yang benar, gajah itu seperti kipas."

Orang buta yang kelima jadi penasaran ingin segera mengetahui bentuk gajah. Ia pun segera memegang-nya. Dan ternyata yang dipegangnya adalah belalainya."Maaf, aku tidak sepakat dengan pendapat kalian. Bagiku, gajah itu halus, kurus, dan bulat seperti ular!"

"Masing-masing kalian berkata berbeda tentang bentuk gajah. Sekarang biarlah aku menyentuhnya sendiri!" kata orang  buta yang keenam. Akhirnya, laki-laki buta yang keenam menyentuh-nya. Saat tangannya hendak memegang, gajah itu membelakanginya. Hingga, ekornyalah yang sampai ke tangannya. Ia pun lalu terbahak-bahak.

"Kamu semua salah! Gajah itu bulat, kecil, dan panjang seperti cambuk." Setelah itu, mereka sibuk berselisih pendapat tentang bentuk gajah yang sebenarnya, dan saling mempertahankan pendapatnya masing-masing.
"Pokoknya, gajah itu seperti pohon!"
"Tidak, ia seperti kipas!"
"Tidak, ia seperti tembok!"
Mereka terus berselisih dan tak ada yang man mengalah.

Perbedaan, jika tidak disikapi secara dewasa, hanya akan membuat pertengkaran dan pertengkaran, hingga akhirnya sengsara bagi pelakunya sendiri. Pertengkar­an, bagaimanapun, bentuknya akan berakibat tidak baik—sampai kapan pun.


Kategori Tulisan

Anak (21) Ceramah (25) Doaku (3) Gallery (68) Hadits (20) Herbal (3) Hikmah (258) I'tikaf (5) Idul Fitri (27) Inspirasi (149) Jualan (3) Kesehatan (43) Keuangan (12) Kisahnyata (43) Kultum (147) Lailatul Qadar (2) Lain-lain (49) management (4) Nisa' (1) ODOJ (2) Progress (54) prowakaf (2) Puasa (182) Quran (17) Qurban (40) Ramadhan (322) Renungan (17) Rumahkreatif (6) Rumahpintar (8) Rumahtahfidz (18) Rumahyatim (6) Sedekah (47) Share (104) Syawal (5) Tanya jawab (2) Tarawih (4) Tarbiyah (166) Umroh (19) Wakaf (8) Yatim (7) Zakat (22)
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari Blog Miftah madiun langsung ke email anda!
 

Info Kesehatan

More on this category »

Tarbiyah dan Pendidikan

More on this category »

Inspirasi Hidup

More on this category »

Lain-lain

Image by ageecomputer.com