Laman

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 21 September 2014

Rasa Terima Kasih Yang Hilang





Kejadian pagi ini...

Saya tercengang dengan kelakuan saya sendiri. Pagi setelah menempuh jarak jauh ke sekolah anak kedua, saya mengantar keperluan anak di pondoknya, lebih jauh lagi. Lanjut menuju ke kantor memacu motor menyusuri jalanan kecil yang memisahkan sungai di kanan saya dan hamparan sawah yang sangaaaat luas di kiri saya. Kebetulan jalanan sepi karena memang jalan alternative dan tidak banyak yang melalui, sepi sekali meskipun jam sangat sibuk menjelang jam masuk sekolah dan jam masuk kantor.

Diujung jalan kecil panjang itu ada pertigaan yang sangat ramai, saya harus belok kanan kearah untuk melewati jembatan. Dari kiri lalu lintas sangat ramai terlihat sampai jarak yang cukup jauh. Menengok ke kanan, saya tidak bias melihat keramaian sampai jauh karena terhalang jalan jembatan yang cukup tinggi. Waktu semakin siang, jalur semakin rame, masuk jalur utama masih susah. Seorang polisi dengan santai sambil merokok berjalan ke area pertigaan. Saya Cuma membatin, apa tidak semestinya di pertigaan ini ada polisi yang berjaga? Tiba tiba polisi ini menghentikan jalur dari kanan dan kiri saya. Saya memastikan kendaraan dari kanan dan kiri telah berhenti semua,  segera saya pacu motor naik jembatan menuju kantor.

Di tengah perjalanan saya baru sadar, kok tadi saya tidak mengucapkan terima kasih ke polisi tadi ya? Bukankah dia sudah membantu saya menyeberang. Jangan-jangan saya berpikir kalau memang itu tugas mereka dan saya tidak mengucapkan terima kasih. Pikiran saya  melayang kemana-mana, bukankah setiap mengisi bensinpun saya ucapkan terima kasih pada petugas di pom bensin, mengapa kepada polisi yang menolong saya itu tak saya lakukan.


Terima kasih yang hilang

Saya jadi teringat banyak kejadian, betapa banyak orang yang ditolong tapi tidak mengucapkan terima kasih, pada istri yang membuatkan kopi dan makan kita, pada suami yang melindungi istrinya, pada guru yang mendidik kita, pada polisi yang membantu menyeberang, pada petugas yang membantu membuatkan ktp, akte lahir, surat-surat penting, mengambilkan barang yang terlalu tinggi di supermarket, pada anak buah yang membantu, pada juru gaji yang mengurus gaji kita, pada petugas ekspedisi yang mengantarkan barang kita?

Sebenarnya ayat “lainsyakartum la-aziidanakum” sudah mengajarkan kepada kita untuk mensyukuri setiap nikmat yang diberikan. Secara lisan mengucapkan hamdallah, secara amal dengan membagi dan memanfaatkan nikmat dengan baik dan benar. Atas pertolongan orang lain salah satu bentuk rasa syukur kita dengan mengucapkan terima kasih kepada siapapun yang menolong atau member sesuatu kepada kita.


Fenomena lampu pengatur lalu lintas

Rasa terima kasih yang sering tidak terucapkan, lebih banyak karena hilangnya rasa syukur kita kepada mereka yang membantu kita, bukan factor lain dari luar. Salah satu sebab yang cukup dominan orang tidak mengucap terima kasih adalah karena menganggap bahwa itu adalah tugas mereka,” toh itu kan tugas mereka”, “kan mereka sudah dibayar untuk pekerjaan itu”, “buat apa kita ucapkan terima kasih atas tugas mereka”?

Kenyataan seperti ini seperti kita melihat polisi dan lampu lalu lintas. Lampu lalu lintas yang secara de facto melaksanakan tugas polisi pengatur lalu lintas. Lampu lalu lintas (menurut UU no. 22/2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan: alat pemberi isyarat lalu lintas atau APILL) adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan, tempat penyeberangan pejalan kaki (zebra cross), dan tempat arus lalu lintas lainnya. Lampu ini yang menandakan kapan kendaraan harus berjalan dan berhenti secara bergantian dari berbagai arah. Pengaturan lalu lintas di persimpangan jalan dimaksudkan untuk mengatur pergerakan kendaraan pada masing-masing kelompok pergerakan kendaraan agar dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar-arus yang ada.

Polisi pengatur lalu lintas yang mestinya mengatur lalu lintas selama 24 jam selama ada pengendara yang lewat digantikan dengan teknologi lampu pengatur lalu lintas. Realita yang ada, polisi lalu lintas yang membantu melancarkan jalan kita banyak dianggap sebagaimana lampu lalu lintas. Seperti mesin yang membantu kita mengatur jalan kita. Bias jadi profesi lain jika dirasa cukup efektif dan efisien, sedikit demi sedikit akan digeser teknologi robot untuk melayani kita.


Fenomena SKYNET

Kalau Anda mengamati perkembangan cerita-cerita fiksi dalam film Hollywood, Anda pasti akan banyak mendengar bagaimana skynet beroperasi. Dunia robot menguasai dan menghancurkan kehidupan manusia. Produksi pabrikan menggunakan robot, keamanan ada Robocop, pertahanan ada skynet. Banyak diimajinasikan pada masa depan robotlah yang akan menguasai dan mengendalikan dunia.

Bias jadi jika rasa terima kasih kita tak lagi bersemayam dalam hati kita, rasa tidak peduli pada orang lain akan menyebar pada seluruh aspek kehidupan kita dan menjadi ummat yang egois dengan puncak perilaku : Budaya saling memusuhi.



Image :
http://www.businessweek.com/articles/2014-02-07/a-creator-of-skynet-ponders-google 

Puasa melembutkan Jiwa


Kategori Tulisan

Anak (21) Ceramah (23) Doaku (3) Gallery (68) Hadits (19) Herbal (3) Hikmah (256) I'tikaf (5) Idul Fitri (27) Inspirasi (149) Jualan (3) Kesehatan (43) Keuangan (12) Kisahnyata (43) Kultum (147) Lailatul Qadar (2) Lain-lain (49) management (4) Nisa' (1) ODOJ (2) Progress (54) prowakaf (2) Puasa (182) Quran (17) Qurban (40) Ramadhan (315) Renungan (17) Rumahkreatif (6) Rumahpintar (8) Rumahtahfidz (18) Rumahyatim (6) Sedekah (47) Share (104) Syawal (5) Tanya jawab (2) Tarawih (4) Tarbiyah (166) Umroh (19) Wakaf (8) Yatim (7) Zakat (22)
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari Blog Miftah madiun langsung ke email anda!
 

Info Kesehatan

More on this category »

Tarbiyah dan Pendidikan

More on this category »

Inspirasi Hidup

More on this category »

Lain-lain

Image by ageecomputer.com