Laman

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 09 September 2014

Belajar dari Kucing




Seekor kucing menyeberang halaman ruko yang luas. Sesekali memandang ke seberang halaman sambil melihat ke kanan dan kiri. Perlahan tapi pasti sang kucing berjalan kea rah kerumunan orang yang sedang menikmati sarapan pagi. Sesekali juga si kucing berhenti seperti ada perasaan ragu.

Perlahan.... perlahan si kucing sampai di kerumunan orang dan menyelinap diantara kaki-kaki pengunjung. Mencari sisa sisa makanan atau tulang yang dibuang oleh pengunjung atau sengaja memberikan sisa makanannya kepada sang kucing.

*****

Selama makan saya mengamati semua gerak kucing ini. Ada rasa ragu ketika si kucing mendekati kerumunan orang yang makan.

Begitulah manusia ketika hendak menuju satu titik baru, ada rasa takut seperti kucing. Ketakutan yang mungkin tidak sempat dipahami si kucing bahwa tidak semua manusia sama. Ada yang suka kucing, ada yang jijik atau bahkan benci.

Ketika kita memasuki dunia yang baru, apapun itu namanya sealu saja ada orang-orang yang suka dan ada orang-orang yang tidak suka. Apapun alasannya dan kadang-kadang no reason. Keraguan kita ketika memasuki sebuah lngkungan baru, budaya baru dan situasi baru, baik karena pindah domisili, pindah kerja, memasuki dunia kerja baru, mutasi, promosi.... semua.

Yang kita perlukan kemudian adalah segera memahami medan baru kita, melakukan deteksi dini orang-orang yang tidak suka dan kemudian segera mencari solusi. Ketenangan kita dalam bekerja dan berkumpul dengan orang lain adalah satu kunci kesuksesan kita dalam komunitas itu.

Satu yang paling penting adalah bagaimana kita segera menjadikan mereka keluarga, dimanapun kita berada, jadikan lingkungan kita sebagai keluarga. Keburukan dan perlakuan tidak adil tak akan pernah memutuskan tali kekeluargaan.

Dalam bahasa kerja, bagaimana menjadikan lingkungan dimana kita berada sebagai sebuah team. Jika kita tidak punya wewenang menjadikan lingkungan sebagai sebuah team, maka kita harus menyadari bahwa sesungguhnya kita ada dalm satu team. Team selalu memiliki satu tujuan yang sama, apapun yang dilakukan akan merujuk pada satu titik yang disepakati. Disini peran seorang manajer dan decision maker akan memegang peranan. Team yang solid akan mewujudkan semua goal yang direncanakan. Jika mengalami kegagalan, team solid segera memiliki solusi dan kemampuan merecovery diri.



Kategori Tulisan

Anak (21) Ceramah (25) Doaku (3) Gallery (68) Hadits (20) Herbal (3) Hikmah (258) I'tikaf (5) Idul Fitri (27) Inspirasi (149) Jualan (3) Kesehatan (43) Keuangan (12) Kisahnyata (43) Kultum (147) Lailatul Qadar (2) Lain-lain (49) management (4) Nisa' (1) ODOJ (2) Progress (54) prowakaf (2) Puasa (182) Quran (17) Qurban (40) Ramadhan (322) Renungan (17) Rumahkreatif (6) Rumahpintar (8) Rumahtahfidz (18) Rumahyatim (6) Sedekah (47) Share (104) Syawal (5) Tanya jawab (2) Tarawih (4) Tarbiyah (166) Umroh (19) Wakaf (8) Yatim (7) Zakat (22)
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari Blog Miftah madiun langsung ke email anda!
 

Info Kesehatan

More on this category »

Tarbiyah dan Pendidikan

More on this category »

Inspirasi Hidup

More on this category »

Lain-lain

Image by ageecomputer.com