Selamat Pagi Donatur Lembaga Manajemen Infaq :
Tentu kita ingin anak kita sudah biasa bersedekah sejak masih kecil.Beberapa kiat yang bisa Anda coba diantara:
1. Menyediakan tempat khusus untuk peminta-minta
2. Meminta anak Anda memberikan kepada peminta-minta.
3. Meminta anak anda memasukkan infaq Anda ke kotak infaq.
4. Memberi uang untuk dimasukkan ke kotak infaq setiap anak mau berangkat jumatan.
Tentu masih banyak kiat lain yang bisa Anda lakukan. silakan mencoba...
Pembaca budiman, tulisan singkat ini terinspirasi kejadian kecil yang saya alami:
Kemarin pagi saya ditunggu seorang
ibu pegawai koperasi tempat saya biasa membeli sarapan di kantor. Ibu ini
menunggu saya di depan pintu samping koperasi tempat saya biasa keluar masuk. Begitu
saya muncul, si ibu lengsung menyapa.
Ibu : Pak Miftah
Saya : Ya bu. Ada apa?
Ibu : Maaf mengganggu
sebentar.
Saya : Ya, ada apa?
Ibu : saya beberapa hari
ini dpusingkan dengan pertanyaan anak saya.
Dan jawaban saya tidak memuaskan
anak saya pak.
Saya : memang anak ibu menanyakan
masalah apa?
Ibu : anak saya bertanya
masalah pekerjaan.
Pertanyaannya
begini, “ Bu bukankah orang itu bekerja dan digaji
harus dengan keringatnya
sendiri? Lha kalau pengemis bagaimana?
Masa Cuma minta begitu dianggap bekerja.
Saya jawab
: ya karena memang itu pekerjaan dia, mungkin dia
tidak lagi bisa bekerja lagi
selain meminta-minta.
Anak saya
menjawab : kalau memang itu pekerjaan ya sudah, Lha
terus kenapa kita harus member
pengemis? Padahal ada yang
dipakai untuk membeli muniman keras dan berjudi?
Kalau begini
terus bagaimana saya menjawabnya?
Saya : Bu, Kan tidak semua pengemis menggunakan uang
yang kita kasih
untuk mabuk dan judi, banyak diantara mereka yang
menggantungkan
hidupnya dari mengemis. Memang itu yang mungkin bias mereka
lakukan. Salah satu solusi untuk mengurangi kegundahan anak ibu,
tetep saja
kalau ada pengemis dikasih, tapi dibedakan, yang
memang terlihat butuh dikasih
agak banyak, yang ada kemungkinan
tetep dikasih tapi tidak usah banyak- banyak.
Ibu : anak saya tetap
protes pak, apalagi kalau tidak dikasih juga tidak
mau pergi.
Saya : itulah bu, tetap saja
dikasih sesuai perkiraan kita. Yang memang butuh
berilah agak banyak.
Ibu : ada solusi lain yang
lebih mudah dicerna pak?
Saya : anak ibu umur berapa?
Ibu : Kelas 3 SD
Saya : begini saja. Katakana
pada anak ibu, bahwa ibu dengan bapak bekerja
mendapatkan penghasilan, tapi
setiap penghasilan Bapak-ibu ada
bagian yang menjadi hak orang lain, fakir
miskin, dan orang-
orang yang membutuhkan. Kemudian ibu siapkan toples kaca dan
ibu
isi dengan uang pecahan kecil. Katakana pada anak ibu, kalau uang
itu bukan
milik kita, ini milik mereka yang membutuhkan. Kalau
ada orang minta-minta, ada
pengemis atau siapapun yang meminta-
minta ambillah dari toples itu. Dan
ingatkan anak ibu untuk tidak
menambil uang itu untuk jajan atau keperluan
lainnya. Setelah
kita kasihkan ke orang lain, mau dipakai buat apa ya terserah
mereka karena itu rejeki mereka. Seperti
gaji ibu mau digunakan
untuk apa terserah ibu....
Ibu : oh begitu ya pak.
Saya : iya pahamkan dulu
anak ibu, bahwa sebagian harta ibu adalah milik
orang lain yang harus diberikan
kepada pemiliknya. Setelah itu
berikan visualisasi harta yang bukan hak ibu
sekeluarga dengan