Stroke ringan seakan-akan menjadikan mertua saya sebagai “kembang
amben”, penghuni abadi tempat tidur. Berawal dari gangguan jantung, napas,
diabet, gangguan syaraf dilengkapi dengan haemoroid parah betul-betul menjadikan
ujian bagi keluarga terutama mertua saya.
Sejak masuk rumah sakit pada februari 2014 lalu, kondisi mertua
semakin menurun menjadikan tempat tidur sebagai “habitat” pribadi... semua
dilakukan diatas tempat tidur. Makan, minum, BAB, BAK, nonton TV, ngobrol....
terutama tidur. Mandipun hanya dilap dengan kain yang dibasahi, baru
bulan-bulan terakhir ini kita memandikan dengan guyuran air hangat dan sabun
yang mengalir terbawa air.
Memandikan mertua yang hanya bias miring kanan, miring kiri
dan paling banter duduk di tempat tidur adalah kerja berat. Mulai mengangkat
badan yang overweight dari bed ke kursi roda, mendorong ke halaman belakang,
memandikan dengan air hangat, membawa kembali, mengangkat dari kursi roda ke
atas bed, sungguh seperti mengangkat barbel. Semua harus dilakukan berdua, saya
dan istri. Tidak bias dilakukan sendirian.
Barangkali tidak semua anak-menantu memiliki kesempatan seperti
ini. Tentu tinggal bagaimana kita menjalani dan “menikmati” rutinitas yang
langka ini.
Yang luar biasa bagi saya, ketika saya dalam kondisi tidak
fit, kurang sehat, capai, mengantuk atau kurang semangat, memandikan mertua
betul-betul meringankan semua itu. Makanya saya sering membatin: mertua saya ini ajaib. Saya sangat berharap dalam hati meringannya
kondisi saya bukan hanya di dunia, tapi di akherat kelak....
Ayo siapa pengen mandikan mertua saya??????
Ayo siapa pengen mandikan mertua saya??????