Mafianisasi Gebleg dan Pedagang Kecil (sebuah strategi penguasaan pasar)

Saya tidak begitu paham apa yang terjadi sebelumnya hingga laki-laki di hadapan saya pagi ini mampu melakukan mafianisasi gebleg dan pedagang kecil di depan Rumah sakit Umum Purworejo.

Laki-laki ini melakukan melakukan melakukan penguasaan pasar seperti Unilever dan perusahaan-perusahaan besar melakukan pengasaan pasar. Pada skala kecil, laki-laki ini pengen saya acungi 4 jempol sekaligus.

Bagaimana tidak, laki-laki ini memahami kebutuhan pasar dengan sangat baik, memahami marketing dengan sangat baik, memahami personalia dengan matang. Dan semua usaha dalam skala kecil memiliki pemasukan yang sangat menggiurkan. Mampu menyekolahkan delapan anak dari dua istri sampai ke jenjang perguruan tinggi.


Pemahaman Pasar

Kebutuhan pasien dan keluarga pasien bisa dipetakan dengan sangat mudah. Air panas untuk membuat minuman di bangsal, ada juga untuk mandi penunggu (rumah sakit standar akan menyediakan air hangat untuk keperluan mandi pasien, kecuali kelas VIP / VVIP), kopi dengan segala variasinya dan jajanan untuk menemani para penunggu. Makanan kecil dan alternatif untuk pasien juga produknyang laris. Kesimpulan mudah, siapa berjualan di area sekitar rumah sakit yang mudah dijangkau penunggu adalah sumber pendapatan besar.


Gebleg dan Rumah Sakit

Gebleg adalah salah satu makanan yang paling khas, salah satu sentra penjual gebleg di purworejo adalah sepanjang jalur di depan Rumah Sakit Umum pemerintah ini. Camilan dari ketela ini sangat enak dinikmati pada saat masih hangat, mau pagi, siang sore atau malam. Semua situasi cocok untuk makan cemilan satu ini. Terbuat dari ketela pohon, mudah dibuat dan laris dijual, sayangnya tidak semuanorang mampu membuat gebleg dengan enak. Area depan rumah sakit menjadinstrategis karena tidak pernah sepi dan menjadi jalur utama Magelang-semarang, jogja-solo dan kebumen-purwokerto, dimana purworejo ada ditengah ketiga jalur utama Jawa Tengah ini.



Penguasaan Pasar

Bapak asal Surabay ini berhasil menguasai pasar depan Rumah sakit dengan menyediakan menyediakan semua kebutuhan penunggu, pengunjung dan pasien rumah sakit dari jam 5 sore sampai jam 7 pagi. Bapak ini membuka ada 6 warung di area ini dengan variasi produk yang berlainan sama sekali, ada sedikit irisan berupa gorengan. Untuk menyediakan gorengan dan gebleg khas purworejo, bapak ini membuka dua pabrik gebleg yang melayani partai besar dan eceran yang buka 24 jam sehari. Pabrik gebleg ini mensuplai semua warung si bapak untuk urusan gorengan dan gebleg. Dengan banyaknya variasi jualan dan banyaknya lapak yang dimiliki bapak ini, pasar potensial sudah ada di tangan.



Strategi Marketing

Semua lapak si Bapak ini melakukan penjualan dengan sangat proaktif. Setiap ada calon pembeli yang datang mereka langsung menyongsong dan menawarkan dagangan dengan menawarkan kelebihan masing-masing. Muncul kesan berebut diantara pedagangbyang berbeda, dan setiap calon pembeli yang datang akan segera memutuskan membeli apa dan di pedagang yang mana dengan keputusan relatif cepat. Para pembeli ini tidakj memiliki banyak pilihan karena setiap pedagang memiliki spesifikasi yangberbeda.

Satu yang juga sangat menarik perhatian saya. Ada satu orang pemandu calon pembeli yang akan mengarahkan kemana mereka akan membeli keperluannya. Ketika ada pembeli yang bingung, orang yang nongkrong dengan tampang tukang becak ini akan memberi tahu kemana sebaiknya mereka belanja. Peluang jika ada pedagang lain yang masuk ke area ini semakin kecil karena calon pembeli yang notabene adalah pengunjung baru dan tidak memahami tempat belanja, diarahkan oleh orang yang secara personifikasinya sebagai orang yang biasa nongkrong disitu.


Apakah ini monopoli? Saya hanya tertarik cara marketing bapak ini.

Jogjakarta dari atas kereta.
28092014

Image :
http://resepsehat.com/2013/10/03/geblek-by-nina-yusab/