Ketika Anda bersedekah banyak terang-terangan, mungkin Anda berniat untuk pamer. Padahal orang tertentu bersedekah banyak terang-terangan, semata-mata karena ia ingin menyemangati orang lain. Jadi, jangan buru-buru menyamakan sifat Anda dengan dengan sifat seseorang. Lha, apa Anda yakin, niat Anda lebih lurus? Apa Anda yakin, sedekah Anda lebih bernilai di hadapan Yang Maha Kuasa? Bukankah lebih mulia jika Anda berbaik-sangka dan doakan orang lain agar tetap lurus niatnya? Iya tho?
Tolong juga digaris bawahi :
- Yang Maha Kuasa membolehkan bersedekah terang-terangan (QS 2: 274, 13: 22, 14: 31, 16: 75,35: 29).
- Sedekah terang-terangan dapat menjadi syiar agama, layaknya ibadah yang lain seperti shalat, kurban, dan haji.
- Orang yang Anda sedekahi terang-terangan dapat mendoakan Anda secara langsung.
- Acap kali sahabat-sahabat Nabi bersedekah terang-terangan, dengan tujuan untuk menyemangati sahabat lainnya.
- Kadang Ustadz Yusuf Mansur, Aa Gym, dan Ary Ginanjar sengaja bersedekah terang-terangan, dengan tujuan untuk menyemangati peserta.
- Sebagian motivator mengilhami peserta dengan menunjukkan seberapa banyak harta yang ia miliki. Motivator yang lain mengilhami peserta dengan menunjukkan seberapa banyak harta yang ia sedekahkan. Saya berbaik-sangka, semua niatnya baik. Hanya saja, caranya yang berbeda. However, belakangan ini saya pribadi lebih mengagumi yang kedua.Memang, sedekah terang-terangan dapat menimbulkan riya. Tapi jangan lupa, sedekah diam-diam juga dapat menimbulkan ujub. Jadi, yang dilarang itu bukan terang-terangan atau diam-diamnya. Yang dilarang itu riya dan ujubnya. Kurang jelas apalagi?
Dan saya cuma bisa berharap. Semoga mereka yang bersedekah terang-terangan, niatnya sama ikhlasnya dengan mereka yang bersedekah diam-diam. Semoga mereka yang bersedekah diam-diam, jumlahnya sama banyaknya dengan mereka yang bersedekah terang-terangan. Yang celaka, mereka yang diam-diam tidak bersedekah, hehehe!
Sumber : Ippho Santosa