Pernikahan adalah sebuah ikatan yang harus diniatkan untuk selamanya,
sepanjang hayat dikandung badan. Tidak boleh ada pernikahan yang
dibatasi oleh waktu tertentu, misalnya setahun atau sepuluh tahun, yang
lazim disebut sebagai kawin kontrak. Karena ikatan ini akan terjadi
“selamanya”, sepanjang usia hidup kita, maka ukuran waktunya menjadi
tidak terbatas. Sesuai jatah umur kita masing-masing.
Pada
pengantin baru, suasana cinta dan kasih sayang di antara suami dan istri
sedemikian kuat dan hangat. Bahkan panas membara. Ada kehangatan cinta
yang selalu menggelora dalam jiwa, selalu ingin berdua, dan tak mau
berpisah lama. Ingat lagu lawas yang dinyanyikan bang Chrisye, “Malam
Pertama”, bagaimana suasana kehangatan cinta kasih sepasang pengantin
yang dimabuk asmara? Coba dengarkan kembali lantunan merdu lagunya:
Pagi yang cerah
Senyum di bibir merah
Dari balik jendela
Sinar mentari lembut menyapa
Senyum di bibir merah
Dari balik jendela
Sinar mentari lembut menyapa
Kita berdua
Yang t’lah berpeluk mesra
Menikmati hangatnya
Suasana jiwa insan bercinta
Yang t’lah berpeluk mesra
Menikmati hangatnya
Suasana jiwa insan bercinta
Ku tidur di dalam pelukmu
Di antara rambut yang terurai
Dan degup di dada
Kudengar kurasa
Membisikkan kata bahagia
Di antara rambut yang terurai
Dan degup di dada
Kudengar kurasa
Membisikkan kata bahagia
Pagi yang terang
Berlalu tanpa kata
Hanyut kita berdua
Dalam lamunan malam pertama
Berlalu tanpa kata
Hanyut kita berdua
Dalam lamunan malam pertama
Ku tidur di dalam pelukmu
Menetes air mata bahagia
Kuberikan semua
Sepenuh jiwa
Diriku cintaku
Dan segalanya untukmu
Menetes air mata bahagia
Kuberikan semua
Sepenuh jiwa
Diriku cintaku
Dan segalanya untukmu
Mendengar kembali lagu ini setelah dua puluh satu tahun menikah, saya kembali merasa merinding.
Serasa sesak dada mengingat indahnya malam pertama. Ingin selalu
merasakannya. Hah… Sudah berlalu dua puluh satu tahun, tapi degupnya
masih bisa dipanggil kembali saat ini.
Sangat terasa detak-detak
jantung yang berdegup kuat di malam pertama. Sebuah cinta yang
menggelora, dahsyat luar biasa. Rasa memiliki, rasa mencintai, bercampur
hasrat ingin menikmati, semua menjadi adonan yang membuat hangat bahkan
panasnya cinta. Hari-hari pertama dalam kehidupan rumah tangga, menjadi
momentum paling indah sepanjang hidup yang tidak akan terlupakan
selamanya.
Namun seiring berjalannya waktu, perasaan cinta dan
gairah yang sangat menggelora itu perlahan menjadi reda. Setahun, dua
tahun, lima tahun, sepuluh tahun, dua puluh tahun hidup berkeluarga,
semakin terasa hampa dan tidak lagi memiliki hasrat yang menyala. Di
mana cinta yang dulu demikian kuat menggelora? Di mana rasa hangat dan
berdegub-degub dada karena ingin selalu berdua? Semakin lama, rasa itu
semakin tiada. Hidup menjadi biasa saja, hubungan suami istri sekadar
kewajiban semata. Tidak lagi dinikmati sebagai pesta.
Bosan dan Jenuh Bisa Membunuh Cinta
Jika
rasa bosan dan jenuh telah mendera, apalagi Anda mulai merasa lebih
nyaman apabila sendiri, terpisah dari pasangan, maka inilah tanda yang
amat kuat bahwa cinta dalam keluarga Anda mulai pudar. Anda telah
mengalami kejenuhan hidup berumah tangga, karena digerus oleh kesibukan
dan rutinitas. Anda lalai menjaga gairah cinta malam pertama, dan
membiarkan semua berjalan apa adanya, tanpa upaya untuk menguatkan
kehangatannya.
Lihat rumah tangga Budi dan Novi. Sesungguhnya
rumah tangga mereka tampak bahagia dan tak ada kekurangan yang bisa
dicela oleh orang-orang yang melihatnya. Akan tetapi jika dilihat di
dalamnya, yang terjadi sesungguhnya adalah sandiwara. Budi dan Novi
berada dalam jarak psikologis yang sulit disatukan.
Masing-masing
merasa tidak butuh dengan pasangannya. Novi asyik dengan kesibukannya
mengurus Shinta dan Boby, dua anak yang mungil dan lucu. Shinta masuk
kelas satu Sekolah Dasar, Boby mengikuti program Pendidikan Anak Usia
Dini. Sementara itu Bagus sibuk dengan urusan bisnis yang amat menguras
tenaga dan waktu, juga perhatiannya. Sesampai di rumah, kebutuhan Budi
adalah istirahat, melepas lelah. Ia tidak ingin diganggu oleh istri dan
ulah dua anaknya. Sementara itu, sebenarnya Novi ingin sekali berbagi
cerita, ingin sekali dimanja dan mendapatkan perhatian sepenuhnya.
Namun
karena keinginan Novi tidak pernah menjadi nyata, semakin lama ia
percaya bahwa ia harus bisa memupus angan-angan indahnya berumah tangga.
Ia harus melaksanakan semua kegiatannya sendiri. Ia menyelesaikan semua
masalahnya sendiri, karena Budi tak mau mengerti. Ia mengelola dua
anaknya sendiri, dan akhirnya ia pun menikmati hidup sebagai diri yang
mandiri, kendatipun memiliki suami. Kondisi ini berlangsung dalam waktu
yang cukup lama, sehingga masing-masing menikmati indahnya hidup
sendiri.
Masing-masing merasakan kenyamanan dalam keadaan
kesendirian, dan merasa tidak butuh lagi dengan kehadiran pasangan. Jika
keadaan ini dipertahankan, kematian cinta akan sangat mudah didapatkan.
Gairah cinta malam pertama semakin jauh dari harapan dan tinggal
menjadi kenangan. Budi dan Novi akan semakin kesulitan untuk menjemput
gairah cinta malam pertama yang dulu pernah mereka miliki dan pernah
mereka nikmati. Kini, itu semua tinggal gambar di album kenangan
pernikahan yang tetap tersimpan dan sangat jarang mereka buka kembali.
Kembalikan Gairah Malam Pertama
Hati-hati,
gejala kejenuhan dan kebosanan hidup berumah tangga bisa menghinggapi
siapa saja. Jangan sampai hal itu terjadi pada keluarga Anda. Kadang
dengan alasan kesibukan, mengejar karier, mengejar target prestasi,
mengejar posisi, kedudukan dan jabatan, keharmonisan keluarga rela
ditelantarkan. Alih-alih mendapatkan apa yang dikejar, yang terjadi
justru meredupkan cinta dalam keluarga, sementara karier dan kedudukan
belum tentu bias didapatkan.
Apabila Anda mulai merasakan
kenyamanan saat sendirian, dan bosan dengan pasangan, segeralah
melakukan evaluasi dan mengambil tindakan darurat yang diperlukan. Raih
kembali gairah cinta yang telah mulai beranjak meninggalkan hati dan
perasaan Anda. Jika perasaan itu Anda biarkan saja bercokol dalam jiwa,
gairah cinta malam pertama akan semakin menjauh dari keluarga Anda.
Semakin sulit bagi Anda untuk mendapatkannya kembali.
Berhentilah
sejenak dari rutinitas. Ambillah cuti, buat kegiatan refreshing dengan
keluarga. Letakkan dulu semua beban pekerjaan, beban mengejar karier,
beban permasalahan di perusahaan. Istirahatkan hati dan pikiran dari
mengejar urusan pekerjaan. Beberapa hari saja. Buat perayaan cinta Anda
bersama pasangan.
Ingat kembali kejadian-kejadian indah dan lucu
yang akan menguatkan kembali kehangatan cinta Anda. Saat pertama kali
bertemu, saat janjian dan kencan, saat menikmati ritual malam pertama,
saat mengalami kekakuan di awal hidup berumah tangga. Semua kenangan
indah bisa dimunculkan kembali, dalam suasana segar dan tanpa tekanan
rutinitas pekerjaan. Tertawa bersama, melewati jalan kenangan,
mengunjungi restoran tempat pertama kali kencan, mengunjungi hotel yang
pernah memberikan kenangan….
Semua gairah itu bisa Anda dapatkan
lagi, jika Anda bersedia merawatnya. Hangat, bahkan terasa panas
menggelora. Cinta sepasang kekasih yang sudah sepuluh tahun berumah
tangga, atau sudah dua puluh tahun berumah tangga, atau lebih dari itu.
Kegairahan cinta malam pertama bias kembali Anda dapatkan dan Anda
rayakan bersama pasangan. Rajinlah merawat dan menyiram bara cinta Anda
dengan bensin atau spiritus, agar kembali terbakar dan menyala-nyala.
Kini Anda siap menikmatinya. Gairah cinta di malam pertama, setelah dua puluh tahun berumah tangga.