Laman

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 21 Oktober 2012

Ketika Seseorang Terlahir Tanpa Kelebihan Khusus


Ironisnya, tidak sedikit manusia yang berkeluh-kesah, menganggap dirinya adalah manusia yang biasa-biasa saja, yang terlahir tanpa kelebihan khusus. Ngakunya, “Saya ini bukan siapa-siapa, tidak punya apa-apa.” Anggapan miring ini jelas-jelas menghina Yang Maha Pencipta, karena :

    Dia telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk.

    Bahkan Dia telah memerintahkan malaikat untuk sujud di hadapan manusia.

    Sering manusia menganggap malaikat adalah makhluk yang paling unggul. Padahal, dengan amal-amalnya, manusia diperkenankan oleh-Nya untuk menjadi makhluk yang lebih unggul daripada malaikat.

    Contoh kecil saja, manusia mampu :
-    melakukan amal jariyah, istighfar, dan sedekah.
-    menamai segala sesuatu, berkreasi, dan menganalisa.
-    menjalin silaturahim, mendapatkan jodoh, dan keturunan.
-    membangun peradaban dan masih banyak lagi, yang semuanya tidak mungkin dilakukan oleh malaikat mana pun.

    Makanya Dia menyerahkan hak pengelolaan bumi dan seluruh isinya kepada manusia, bukan kepada malaikat.

    Itu artinya, Dia telah menitipkan potensi yang betul-betul tak ternilai harganya pada diri Anda. Jadi, Anda tinggal menggalinya saja.


Masih tidak percaya? Jawab saja pertanyaan-pertanyaan berikut.
    Bolehkah saya memotong lima jari Anda atau mencabut lima tulang rusuk Anda, dan sebagai gantinya saya membayar Anda Rp. 100 juta?

    Bolehkah saya menurunkan seperlima dari IQ Anda atau seperlima dari daya ingat Anda, dan sebagai gantinya saya membayar Anda Rp. l00 juta?

    Bolehkah saya menghancurkan nama baik Anda atau menghilangkan relasi Anda, dan sebagai gantinya saya membayar Anda Rp. 100 juta?

    Pastilah Anda akan menggeleng kuat-kuat dan menjawab, “Tidak!” Sekalipun gantinya saya naikkan berkali-kali lipat. Nah, apa artinya? Sebenarnya, terdapat potensi senilai ratusan juta, miliaran, bahkan tak terhingga pada diri Anda mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sekali lagi, Anda tinggal menggalinya saja. Hei, kurang jelas apalagi?

Membaca beginian, ada yang berkomentar, “Ah, apa perlu serepot itu? Bukankah kehidupan ini seperti sungai? Bukankah lebih menyenangkan kalau kita mengikuti arusnya saja? Ke mana ia mengalir, ke situlah kita mengikuti.” Mohon maaf, setahu saya, yang seperti itu adalah kotoran yang mengapung-ngapung, yang bisanya cuma mengikuti arus sungai.

Sebaliknya, seorang pemenang akan memilih sungai yang sesuai. Kalaupun tidak ada, ia akan menciptakari sungainya sendiri. Hendy Setiono, Asri Tadda, dan Denni Delyandri adalah para pemenang yang menciptakan sungainya sendiri. Sungainya itu bernama kebab, blog, dan oleh-oleh khas Batam. Terkait mi, dengarlah baikbaik wasiat Peter Drucker, Bapak Manajemen, “Cara terbaik untuk meramal masa depan adalah dengan menciptakannya.” Hm, walaupun saya tidak punya hubungan famili dengan Peter Drucker, tetapi saya sangat menghormati pendapatnya yang satu ml. Saya harap, Anda juga.

Image : http://farm3.staticflickr.com/2623/3841976854_286937b0e2_z.jpg


Kategori Tulisan

Anak (21) Ceramah (25) Doaku (3) Gallery (68) Hadits (20) Herbal (3) Hikmah (258) I'tikaf (5) Idul Fitri (27) Inspirasi (149) Jualan (3) Kesehatan (43) Keuangan (12) Kisahnyata (43) Kultum (147) Lailatul Qadar (2) Lain-lain (49) management (4) Nisa' (1) ODOJ (2) Progress (54) prowakaf (2) Puasa (182) Quran (17) Qurban (40) Ramadhan (322) Renungan (17) Rumahkreatif (6) Rumahpintar (8) Rumahtahfidz (18) Rumahyatim (6) Sedekah (47) Share (104) Syawal (5) Tanya jawab (2) Tarawih (4) Tarbiyah (166) Umroh (19) Wakaf (8) Yatim (7) Zakat (22)
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari Blog Miftah madiun langsung ke email anda!
 

Info Kesehatan

More on this category »

Tarbiyah dan Pendidikan

More on this category »

Inspirasi Hidup

More on this category »

Lain-lain

Image by ageecomputer.com