Banyak orang menyetop kebiasannya berolahraga saat puasa.
Alasannya, olahraga membuat tubuh lemas dan perut mudah lapar. Padahal,
menurunnya kondisi tubuh karena beraktivitas berat bisa saja dihindari,
asal memilih menu sahur yang tepat.
Menurut Edwin Lau, 30 tahun, model sekaligus koki yang
mengkampanyekan hidup sehat, olahraga saat puasa bisa diakali dengan
mengkonsumsi makanan kaya protein dan serat saat sahur. "Protein dicerna
lebih lama oleh tubuh, sehingga perut tak mudah lapar," ujarnya saat
ditemui di restoran Pique Nique, Jakarta Barat, Rabu, 10 Juli 2013.
Contoh bahan makanan kaya protein adalah daging merah, susu, telur
putih, ikan, kedelai dan olahannya, kacang-kacangan, juga
polong-polongan. Bahan makanan itu baik jika dipadukan dengan smoothies
buah, seperti nanas, tomat, apel, pisang, stroberi, maupun bluberi.
Edwin yang berolahraga fitness 3-4 kali sepekan mengatakan, saat
puasa, olahraga kardiovaskular akan ampuh untuk membakar lemak. Sebab
saat itu, tubuh dalam kondisi tidak menyimpan gula. Namun, jika memilih
olahraga angkat beban, Edwin menyarankan Anda untuk melakukannya selepas
berbuka puasa.
Alasannya, olahraga angkat beban bisa membuat tubuh lemas, dan
berpotensi mencuri massa otot sebagai sumber energi. "Bukannya membentuk
otot, massa otot malah bisa turun karena tubuh self canibalism.
Efeknya, imun menurun, dan tubuh jadi mudah sakit," kata finalis Men's
Health Be Our Cover 2006 itu.
Saat puasa, olahraga bisa dilakukan pagi dan menjelang maupun 1-2 jam
sesudah berbuka puasa. Jika memilih olahraga saat malam, pilihan menu
buka puasa mesti diperhatikan. Edwin menganjurkan makanan buka puasa
diasup dalam dua sesi, yakni sebelum dan setelah olahraga.
Dalam sesi pertama, makanan yang bisa disantap adalah smoothies, teh
chamomile, dan sayur-sayuran. Baru setelah olahraga, Anda mengasup susu,
bahan makanan berkarbohidrat, dan sayuran yang disiram olive oil,
mayones, whipped cream, maupun saos thousand island.