Awalnya hanya untuk mengisi waktu, tapi lama-lama jadi sumber penghidupan. Dulunya bu lastri bekerja di sablon. Suatu saat atas usul kakaknya, beliau coba-coba mengisi waktu dengan membuat keset dari kain perca (kain sisa). Ketrampilan ini ia tularkan pula kepada putri-putrinya. Sedikit cerita, beliau sudah ditinggal kepala keluarga menghadap Sang Kholik dengan diamanahi 4 orang anak. Yah,..4 orang anak dan salah satunya adalah rini (alumni anak asuh LMI). Rini sangat terampil membuat keset. Sampai pernah satu saat LMI mengajak rini untuk mengajarkan ketrampilan yang ia miliki kepada anak asuh LMI yang lain melaui kursus handycraft. Tak jarang pula rini diundang kesekolah untuk mengadakan pelatihan ketrampilan.
Bu lastri beruntung mempunyai putri yang bisa menguasai ketrampilan yang sama. Dengan pekerjaan yang sudah sejak 2010 ia lakoni, bu lastri mengaku senang. Karena paling tidak ia bisa mengasuh anak-anaknya dan mengerjakan tanggung jawabnya sebagai ibu sembari membuat keset. Beliau mengaku bisa memproduksi 2 keset ukuran besar atau 4 keset berukuran kecil. Bahan dasar keset itu sendiri adalah karung goni dan kain perca, cukup simple tapi juga cukup sulit mendapatkannya. Bu lastri mengaku kain perca itu ia peroleh dari membeli yang harga per kg Rp. 3500. Kain ini akan lebih murah harganya jika bu lastri membelinya di Ponorogo, per kg nya bisa Rp. 2000, akan tetapi disana harus membeli dalam jumlah yang banyak, lebih dari 1 kwintal.
Keuntungannya Alhamdulillah beliau mengaku bisa menyekolahkan anak-anak dari hasil menjual keset. Untuk pemasarannya Bu lastri menjualnya di Bunderan banjarejo dan tak sedikit yang mengambil keset dari bu lastri untuk dijual lagi. Kadang beliau juga mendapatkan pesanan dalam jumlah besar. Dalam proses pembuatannya beliau dibantu rita (putrinya), dan 2 orang saudara yang rumahnya berdekatan.
Salah satu penerima bantuan modal dari LMI berharap mendapatkan bantuan dana lagi agar bisa lebih mengembangkan usahanya. Tidak cukup hanya modal telaten dan ulet, tapi semua bahan juga tidak tersedia tanpa ada usaha yang berkesinambungan.
Bu lastri beruntung mempunyai putri yang bisa menguasai ketrampilan yang sama. Dengan pekerjaan yang sudah sejak 2010 ia lakoni, bu lastri mengaku senang. Karena paling tidak ia bisa mengasuh anak-anaknya dan mengerjakan tanggung jawabnya sebagai ibu sembari membuat keset. Beliau mengaku bisa memproduksi 2 keset ukuran besar atau 4 keset berukuran kecil. Bahan dasar keset itu sendiri adalah karung goni dan kain perca, cukup simple tapi juga cukup sulit mendapatkannya. Bu lastri mengaku kain perca itu ia peroleh dari membeli yang harga per kg Rp. 3500. Kain ini akan lebih murah harganya jika bu lastri membelinya di Ponorogo, per kg nya bisa Rp. 2000, akan tetapi disana harus membeli dalam jumlah yang banyak, lebih dari 1 kwintal.
Keuntungannya Alhamdulillah beliau mengaku bisa menyekolahkan anak-anak dari hasil menjual keset. Untuk pemasarannya Bu lastri menjualnya di Bunderan banjarejo dan tak sedikit yang mengambil keset dari bu lastri untuk dijual lagi. Kadang beliau juga mendapatkan pesanan dalam jumlah besar. Dalam proses pembuatannya beliau dibantu rita (putrinya), dan 2 orang saudara yang rumahnya berdekatan.
Salah satu penerima bantuan modal dari LMI berharap mendapatkan bantuan dana lagi agar bisa lebih mengembangkan usahanya. Tidak cukup hanya modal telaten dan ulet, tapi semua bahan juga tidak tersedia tanpa ada usaha yang berkesinambungan.