Hadits tentang niat yang sangat terkenal dan sering disebutkan dalam berbagai kajian keislaman adalah hadits yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab RA. Hadits ini menjelaskan tentang pentingnya niat dalam setiap amal perbuatan, baik ibadah maupun amal duniawi. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَن كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَن كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
'An Umar bin Khattab radiyallahu
'anhu qāla: Sami'atu Rasūlallāhi ṣallallāhu 'alayhi wasallam yaqūl:
"Innamā al-a`mālū bin-niyyāt, wa innamā likulli imri'in mā nawwā, faman
kānat hijratuhū ilā Allāhi wa rasūlihī fahijratuhū ilā Allāhi wa rasūlihī,
waman kānat hijratuhū li dunyā yusībuhā aw imra’atin yatazawwajuhā fahijratuhū
ilā mā hājara ilayh."
Dari Umar bin Khattab RA, ia
berkata: "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Sesungguhnya setiap
amal itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan
mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya itu untuk Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang
hijrahnya untuk dunia yang ingin ia raih atau untuk seorang wanita yang ingin
ia nikahi, maka hijrahnya itu untuk apa yang ia tuju.'" (HR. Bukhari dan
Muslim)
Makna dan Penjelasan Hadits:
Hadits ini merupakan hadits yang
sangat penting dalam Islam dan menjadi dasar utama dalam memahami bagaimana
niat menentukan nilai suatu amal. Hadits ini diriwayatkan oleh Umar bin
Khattab RA, yang merupakan salah satu sahabat utama Rasulullah SAW dan
khalifah kedua dalam sejarah Islam. Hadits ini berbicara tentang niat
dalam setiap amal perbuatan, termasuk dalam hal hijrah, yang merupakan
peristiwa penting dalam sejarah Islam.
- "Sesungguhnya setiap amal itu tergantung
pada niatnya":
Bagian
pertama hadits ini menjelaskan bahwa setiap amal, baik itu ibadah seperti
puasa, shalat, atau amal lainnya, atau bahkan tindakan duniawi seperti bekerja,
semuanya bergantung pada niat yang ada di hati seseorang. Jika niatnya
benar dan ikhlas karena Allah, maka amal tersebut diterima dan mendapat pahala.
Sebaliknya, jika niatnya tidak ikhlas, maka amal tersebut tidak akan dihargai
oleh Allah.
- "Dan sesungguhnya setiap orang akan
mendapatkan apa yang ia niatkan":
Dalam bagian
kedua hadits ini, Rasulullah SAW menegaskan bahwa seseorang akan mendapatkan
hasil yang sesuai dengan niatnya. Jika niatnya untuk kebaikan dan pahala di
sisi Allah, maka ia akan mendapatkan ganjaran sesuai dengan niat tersebut. Jika
niatnya untuk mendapatkan dunia, maka ia hanya akan mendapatkan apa yang ia
niatkan tersebut, dan itu tidak akan mendatangkan pahala.
- Contoh Hijrah dalam Hadits Ini:
Hadits ini
menyebutkan hijrah sebagai contoh untuk menjelaskan niat. Hijrah yang
dimaksud di sini adalah hijrah yang dilakukan oleh umat Islam pada masa awal
Islam, ketika mereka meninggalkan Mekkah menuju Madinah demi menjaga agama dan
mendukung Rasulullah SAW. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa hijrah yang diterima
oleh Allah adalah hijrah yang dilakukan dengan niat yang benar, yaitu karena
Allah dan Rasul-Nya.
Hijrah
karena Allah dan Rasul-Nya: Ini adalah hijrah yang dilakukan dengan tujuan
untuk memperjuangkan agama, beribadah, dan mendekatkan diri kepada Allah.
Hijrah
untuk dunia: Jika seseorang melakukan hijrah hanya untuk tujuan duniawi,
seperti mencari kekayaan atau menikahi seorang wanita, maka hijrah tersebut
tidak akan dihargai sebagai amal ibadah, meskipun secara fisik ia telah
melakukan hijrah.
Hikmah dari Hadits Ini:
- Niat Adalah Penentu Nilai Amal:
Hadits ini
mengajarkan bahwa segala amal perbuatan kita—baik yang bersifat ibadah maupun
tindakan duniawi—akan dihargai oleh Allah sesuai dengan niat kita. Niat yang
ikhlas karena Allah akan membuat amal tersebut bernilai ibadah dan mendatangkan
pahala. Jika niatnya bukan untuk Allah, amal tersebut tidak akan mendapatkan
pahala.
- Pentingnya Ikhlas dalam Beramal:
Hadits ini
menegaskan pentingnya keikhlasan dalam setiap amal. Setiap amal yang kita
lakukan, baik besar maupun kecil, harus dilakukan dengan niat yang benar dan
untuk mencari ridha Allah.
- Menghindari Riya' dan Niat Duniawi:
Hadits ini
juga memperingatkan kita untuk menghindari amal yang dilakukan dengan niat yang
buruk, seperti untuk mendapatkan pujian, harta, atau keuntungan duniawi
lainnya. Sebab, jika niatnya hanya untuk itu, maka amal tersebut tidak akan
dihargai oleh Allah.
Kesimpulan:
Hadits riwayat Umar bin Khattab
RA ini mengajarkan bahwa niat adalah kunci dari setiap amal perbuatan
dalam Islam. Setiap amal, baik itu ibadah maupun duniawi, akan dihargai oleh
Allah sesuai dengan niat yang mendasarinya. Oleh karena itu, seorang Muslim
harus selalu menjaga niatnya, memastikan bahwa setiap tindakan yang dilakukan,
baik dalam beribadah maupun dalam kehidupan sehari-hari, dilakukan dengan niat
yang ikhlas untuk Allah SWT.
Madiun, 31 Desember 2024