Aspek Keimanan dalam Menyambut Ramadhan
Keimanan adalah landasan utama
dalam menyambut Ramadhan. Bulan suci ini memberikan kesempatan bagi umat Islam
untuk mempertebal keimanan dan memperbaiki hubungan dengan Allah SWT. Berikut
adalah beberapa poin penting mengenai aspek keimanan dalam menyambut Ramadhan:
Beriman bahwa puasa Ramadhan
adalah kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk mendidik umat menjadi
insan yang bertakwa.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Yaa ayyuhalladziina aamanuu
kutiba 'alaikumush-shiyaamu kamaa kutiba 'alalladziina min qablikum la’allakum
tattaquun.
"Wahai orang-orang yang
beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Menurut Tafsir Ibn Katsir, ayat
ini menekankan bahwa kewajiban puasa bertujuan untuk menanamkan takwa, yaitu
kesadaran untuk selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
2. Meningkatkan Keikhlasan
dalam Beribadah
Keimanan yang tulus ditunjukkan
dengan menjalankan puasa semata-mata karena Allah SWT. Keikhlasan ini menjadi
dasar diterimanya ibadah.
Rasulullah bersabda dalam hadits Riwayat
Bukhari dan Muslim:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Man shaama Ramadhaana iimaanan
wahtisaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzanbihi.
"Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala
(dari Allah), maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR.
Bukhari dan Muslim)
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa
"iman" dalam hadits ini berarti keyakinan penuh terhadap janji Allah,
sedangkan "ihtisab" (mengharap pahala) menunjukkan keikhlasan dan
harapan balasan hanya dari Allah.
3. Memperbanyak Taubat dan
Muhasabah
Sebagai bulan ampunan, Ramadhan
harus disambut dengan taubat nasuha (taubat yang sebenar-benarnya) untuk
membersihkan hati dari dosa-dosa sebelumnya.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Wa tuubuu ilaa Allaahi jamii’an
ayyuhal mu’minuuna la’allakum tuflihuun.
"Dan bertaubatlah kalian
semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung." (QS.
An-Nur: 31)
Imam Al-Qurtubi menyebutkan bahwa
taubat adalah syarat untuk meraih keberuntungan dunia dan akhirat. Menyambut
Ramadhan dengan taubat membantu hati lebih siap menerima keberkahan bulan suci.
4. Berdoa agar Dipertemukan
dengan Ramadhan
Keimanan juga diwujudkan dalam
doa agar Allah memberikan kesempatan menjalani bulan Ramadhan dengan penuh
keberkahan.
Doa yang Diajarkan:
أللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَان
Allahumma Baarik Lana fi Rajab wa
Sya’ban wa Ballighna Ramadhan
“Ya Allah, berkahilah kami di
bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah (umur) kami hingga bulan Ramadhan.”
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡ
Wa qaala rabbukum ud’uunii
astajib lakum.
"Dan Tuhanmu berfirman,
'Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan untukmu.'" (QS. Ghafir: 60)
5. Menumbuhkan Harapan akan
Rahmat dan Ampunan Allah
Keimanan melibatkan keyakinan
bahwa Ramadhan adalah bulan rahmat, di mana pintu surga dibuka, pintu neraka
ditutup, dan setan-setan dibelenggu.
Rasulullah bersabda dalam hadits Riwayat
Bukhari dan Muslim:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ
Idzaa jaa-a Ramadhaan futihat
abwaabul-jannah wa ghulliqat abwaabun-naar wa suffidat asy-syayaathiin.
"Apabila Ramadhan tiba,
pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan
dibelenggu."(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa
Ramadhan adalah kesempatan besar bagi umat Islam untuk meraih ampunan dan
mendekatkan diri kepada Allah tanpa gangguan dari godaan setan.
Aspek keimanan dalam menyambut
Ramadhan mencakup keyakinan terhadap kewajiban puasa, memperkuat keikhlasan
dalam beribadah, memperbanyak taubat, berdoa agar dipertemukan dengan Ramadhan,
dan menumbuhkan harapan akan rahmat Allah. Semua ini mempersiapkan hati seorang
mukmin untuk menerima keberkahan dan manfaat spiritual maksimal dari bulan suci
ini.
Aspek Ibadah dalam Menyambut
Datangnya Ramadhan
Ramadhan adalah bulan istimewa
yang dipenuhi keberkahan dan kesempatan untuk meningkatkan amal ibadah. Dalam
menyambut Ramadhan, umat Islam perlu mempersiapkan aspek ibadah agar dapat
menjalani bulan suci ini dengan maksimal. Berikut adalah beberapa aspek ibadah
yang penting, dilengkapi dengan ayat Al-Qur'an, hadits, dan penjelasannya:
1. Memperbanyak Shalat Sunnah
Selain shalat wajib, memperbanyak
shalat sunnah seperti tahajud, witir, dan dhuha adalah bagian dari
mempersiapkan ibadah menyambut Ramadhan. Hal ini membantu meningkatkan kualitas
spiritual.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
وَمِنَ ٱلَّيۡلِ فَتَهَجَّدۡ بِهِۦ نَافِلَةٗ لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبۡعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامٗا مَّحۡمُودٗا
Wa minal-laili fatahajjad bihi
naafilatal laka ‘asaa ay yab’atsaka rabbuka maqaamam-mahmoodaa.
"Dan pada sebagian malam,
lakukanlah tahajud sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; semoga Tuhanmu
mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra: 79)
Shalat sunnah merupakan ibadah
tambahan yang memperkuat hubungan dengan Allah SWT. Memperbanyak shalat ini
sebelum Ramadhan membantu mempersiapkan hati dan jiwa untuk ibadah yang lebih
khusyuk di bulan suci.
2. Membiasakan Membaca
Al-Qur'an
Ramadhan adalah bulan di mana
Al-Qur'an diturunkan (QS. Al-Baqarah: 185). Menyambutnya dengan memperbanyak
tilawah Al-Qur'an membantu seseorang lebih dekat dengan kitab suci ini.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدًۭى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍۢ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِ
Syahru Ramadhaanal ladzii unzila
fiihil-qur’aanu hudal linnaasi wa bayyinaatim minal-hudaa wal-furqaan.
"Bulan Ramadhan adalah
(bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda." (QS.
Al-Baqarah: 185)
Membaca Al-Qur'an adalah salah
satu ibadah utama di bulan Ramadhan. Membiasakan membaca dan memahami Al-Qur'an
sejak sebelum Ramadhan akan memudahkan seseorang untuk terus melakukannya
selama bulan suci.
3. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Dzikir dan doa membantu
memperkuat hubungan dengan Allah dan menjernihkan hati dalam menyambut
Ramadhan.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Fadzkuruni adzkurkum wasykuruu
lii wa laa takfuruun.
"Karena itu, ingatlah
kepada-Ku, niscaya Aku akan mengingatmu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah
kamu ingkar kepada-Ku."(QS. Al-Baqarah: 152)
Rasulullah bersabda dalam hadits Riwayat
Tirmidzi:
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
Ad-du’aa-u huwal-‘ibaadah.
"Doa adalah inti
ibadah." (HR. Tirmidzi)
Meningkatkan dzikir dan doa sejak
sebelum Ramadhan akan membantu seseorang membangun kebiasaan mengingat Allah
secara terus-menerus.
4. Berlatih Puasa Sunnah
Melakukan puasa sunnah seperti
Senin-Kamis atau puasa Ayyamul Bidh (13, 14, dan 15 bulan hijriah) membantu
tubuh dan jiwa terbiasa menjalani puasa, sehingga lebih siap menyambut
Ramadhan.
Rasulullah bersabda dalam hadits Riwayat
Bukhari dan Muslim:
مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بَعَّدَ اللَّهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
Man shaama yawman fii
sabiilillahi ba’’adallahu wajhahu ‘anin-naari sab’iina khariifan.
"Barang siapa yang berpuasa sehari di jalan Allah, maka Allah akan
menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh tujuh puluh tahun." (HR.
Bukhari dan Muslim)
Puasa sunnah melatih tubuh dan
jiwa untuk menahan diri, yang menjadi inti dari ibadah puasa di bulan Ramadhan.
5. Membersihkan Harta dengan
Sedekah
Sedekah adalah ibadah yang sangat
dianjurkan, terutama untuk membantu orang-orang yang membutuhkan agar mereka
juga dapat menyambut Ramadhan dengan hati tenang.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
إِن تُقۡرِضُواْ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنًا يُضَٰعِفۡهُ لَكُمۡ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡۗ وَٱللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ
In tuqridullaha qardan hasanan yudha’ifhu lakum wa yaghfir lakum. Wallahu
syakuurun haliim.
"Jika kamu meminjamkan
kepada Allah pinjaman yang baik (bersedekah), niscaya Dia melipatgandakannya
untukmu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun." (QS.
At-Taghabun: 17)
Rasulullah bersabda dalam hadits Riwayat
Tirmidzi:
الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ
As-shadaqatu tuthfi-ul khati-ah
kamaa yuthfi-ul maa-un naar.
"Sedekah dapat menghapus
dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi)
Dengan bersedekah, seorang Muslim
membersihkan hartanya dan membantu sesama, sehingga mereka pun dapat merasakan
kebahagiaan menyambut Ramadhan.
Aspek ibadah dalam menyambut
Ramadhan mencakup memperbanyak shalat sunnah, membaca Al-Qur'an, berdzikir,
berdoa, berlatih puasa sunnah, dan bersedekah. Semua amalan ini membantu
mempersiapkan hati, jiwa, dan tubuh untuk menjalani Ramadhan dengan penuh keberkahan
dan kesungguhan.
Aspek Fisik dalam Menyambut
Datangnya Ramadhan
Selain aspek spiritual dan
sosial, mempersiapkan fisik juga penting dalam menyambut bulan Ramadhan.
Persiapan fisik membantu tubuh beradaptasi dengan perubahan pola makan, tidur,
dan aktivitas selama Ramadhan. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai aspek
fisik dalam menyambut Ramadhan:
1. Menjaga Kesehatan Tubuh
Seorang Muslim dianjurkan untuk
menjaga kesehatan agar dapat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan dengan
optimal. Tubuh yang sehat mendukung puasa dan ibadah lain seperti shalat
tarawih dan tadarus Al-Qur'an.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Wa kuluu wasyrabuu wa laa
tusrifuu innahu laa yuhibbul musrifiin.
"Dan makanlah dan
minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf: 31)
Ayat ini mengajarkan untuk
menjaga pola makan yang seimbang dan tidak berlebihan, yang penting dalam
mempersiapkan tubuh untuk puasa.
2. Melatih Tubuh dengan Puasa
Sunnah
Melakukan puasa sunnah sebelum
Ramadhan seperti Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh membantu tubuh beradaptasi
dengan rutinitas puasa.
Rasulullah bersabda dalam hadits Riwayat
Bukhari dan Muslim:
عَنْ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ، وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ
Penjelasan:
Puasa sunnah di bulan Sya’ban
adalah sunnah Rasulullah dan memberikan manfaat fisik sebagai persiapan
menyambut Ramadhan.
3. Memperbaiki Pola Tidur
Ramadhan mengubah pola tidur
dengan adanya ibadah malam seperti shalat tarawih, tahajud, dan sahur. Mulailah
menyesuaikan pola tidur agar tubuh terbiasa dan tidak mudah lelah saat
Ramadhan.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا
Waja'alnaa naumakum subaataa.
"Dan Kami jadikan tidurmu
untuk istirahat." (QS. An-Naba: 9)
Tidur yang cukup adalah bentuk
penjagaan fisik agar tubuh tetap kuat menjalankan ibadah.
4. Memperhatikan Pola Makan
dan Gizi
Mengonsumsi makanan bergizi
sebelum Ramadhan membantu tubuh mendapatkan energi yang cukup. Hindari makanan
yang tinggi gula dan lemak karena dapat menyebabkan kelelahan saat puasa.
Rasulullah bersabda dalam hadits Riwayat
Tirmidzi:
مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
"Tidaklah anak Adam
memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam
beberapa suapan untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika harus makan lebih,
maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk
nafasnya." (HR. Tirmidzi)
Hadits ini mengajarkan untuk
menjaga pola makan yang sederhana dan tidak berlebihan, terutama menjelang
bulan Ramadhan.
5. Menyiapkan Stamina dengan
Olahraga
Olahraga ringan seperti berjalan
kaki, bersepeda, atau yoga membantu meningkatkan stamina. Aktivitas ini penting
untuk menjaga kebugaran tubuh selama Ramadhan.
Rasulullah bersabda dalam hadits Riwayat
Muslim:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ
Al-mu’minul qawiyyu khayrun wa
ahabbu ila Allahi minal mu’minidh-dha’iif, wa fii kullin khayr.
"Mukmin yang kuat lebih
baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada
masing-masing terdapat kebaikan." (HR. Muslim)
Hadits ini mendorong seorang
mukmin untuk menjaga kekuatan fisik sebagai bagian dari kesiapan ibadah.
6. Memeriksa Kesehatan
Jika memiliki kondisi kesehatan
tertentu, konsultasikan dengan dokter sebelum Ramadhan untuk memastikan puasa
dapat dijalankan tanpa membahayakan kesehatan.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَ
Wa man kaana mariidhan aw ‘alaa
safarin fa’iddatum min ayyaamin ukhar.
"Dan barang siapa sakit
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib menggantinya), sebanyak
hari yang ditinggalkan, pada hari-hari yang lain."
(QS. Al-Baqarah: 185)
Islam memberikan keringanan bagi
orang yang sakit, sehingga penting untuk mengetahui kondisi fisik sebelum
memulai puasa.
Aspek fisik dalam menyambut
Ramadhan mencakup menjaga kesehatan, melatih tubuh dengan puasa sunnah,
menyesuaikan pola tidur, memperhatikan pola makan, berolahraga, dan memeriksa
kesehatan. Semua ini bertujuan agar tubuh siap menjalani ibadah dengan optimal
selama bulan suci Ramadhan.
Aspek Sosial dalam Menyambut
Datangnya Ramadhan
Ramadhan bukan hanya bulan untuk
memperkuat hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga waktu untuk memperbaiki
hubungan sosial dengan sesama manusia. Berikut adalah beberapa aspek sosial
yang perlu diperhatikan dalam menyambut bulan suci Ramadhan, lengkap dengan
ayat Al-Qur'an, hadits, dan penjelasannya:
1. Mempererat Silaturahmi
Menjelang Ramadhan, seorang
Muslim dianjurkan untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan persaudaraan. Hal
ini mencakup saling memaafkan, berkunjung, atau berkomunikasi dengan saudara,
teman, dan tetangga.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي ٱلۡأَرۡضِ وَتُقَطِّعُوٓاْ أَرۡحَامَكُمۡ
Fahal ‘asaitum in tawallaitum an
tufsidu fil-ardi wa tuqat-ti’uu arhaamakum.
"Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di
muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?" (QS. Muhammad: 22)
Rasulullah bersabda dalam hadits Riwayat
Bukhari dan Muslim:
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
Laa yadkhulu al-jannata qathi’un.
"Tidak akan masuk surga
orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan."
(HR. Bukhari dan Muslim)
2. Memberikan Bantuan dan
Sedekah
Ramadhan adalah bulan berbagi.
Sebelum Ramadhan, seorang Muslim dianjurkan untuk membantu yang membutuhkan,
seperti memberikan sedekah atau melakukan kegiatan sosial.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
لَن تَنَالُواْ ٱلۡبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ
Lan tanaalul birra hattaa
tunfiquu mimmaa tuhibbuun; wa maa tunfiquu min syai-in fa innallaha bihii
‘aliim.
"Kamu sekali-kali tidak
akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian
harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya
Allah mengetahuinya." (QS. Ali Imran: 92)
Rasulullah bersabda dalam hadits Riwayat
Tirmidzi :
الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ وَتَدْفَعُ مِيتَةَ السُّوءِ
As-shadaqatu tuthfi-u
ghadabar-rabbi wa tadfa’u miitatas-suu’.
"Sedekah dapat memadamkan
murka Allah dan menolak kematian yang buruk."
(HR. Tirmidzi)
Dengan membantu sesama, seorang
Muslim membersihkan hatinya dan mempermudah orang lain menyambut Ramadhan
dengan kebahagiaan.
3. Menyelesaikan Konflik dan
Saling Memaafkan
Menyambut Ramadhan, seorang
Muslim dianjurkan untuk menyelesaikan konflik yang ada, memaafkan kesalahan
orang lain, dan meminta maaf atas kesalahannya sendiri.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ
Wal-‘aafiina ‘anin-naasi wallaahu
yuhibbul-muhsiniin.
"Dan orang-orang yang
memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan." (QS. Ali Imran: 134)
Rasulullah bersabda dalam hadits Riwayat
Bukhari dan Muslim :
مَن لا يَرحَمُ لا يُرحَمُ
Man laa yarham laa yurham.
"Barang siapa yang tidak
menyayangi, dia tidak akan disayangi."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Saling memaafkan menjelang
Ramadhan membersihkan hati dari dendam dan kebencian, sehingga ibadah menjadi
lebih khusyuk.
4. Menghidupkan Tradisi Gotong
Royong
Masyarakat Muslim sering
melakukan gotong royong menjelang Ramadhan, seperti membersihkan masjid,
lingkungan, atau membantu keluarga kurang mampu mempersiapkan kebutuhan
Ramadhan.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
وَتَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡبِرِّ وَٱلتَّقۡوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُواْ عَلَى ٱلۡإِثۡمِ وَٱلۡعُدۡوَٰنِۚ
Wata’aawanuu ‘alal birri
wat-taqwaa wa laa ta’aawanuu ‘alal ithmi wal-‘udwaan.
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran."(QS.
Al-Ma'idah: 2)
Tradisi gotong royong
mencerminkan semangat kebersamaan dalam menyambut bulan suci Ramadhan dengan
lingkungan yang bersih dan nyaman.
5. Menyampaikan Ilmu dan
Mengajak pada Kebaikan
Mengadakan majelis ilmu atau
diskusi keagamaan menjelang Ramadhan adalah cara sosial untuk saling
mengingatkan akan pentingnya persiapan ruhiyah dan fikriyah dalam menghadapi
bulan puasa.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
وَمَنۡ أَحۡسَنُ قَوۡلٗا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ
Wa man ahsanu qawlan mimman da’aa
ila Allah wa ‘amila saalihan wa qaala innanii minal muslimiin.
"Dan siapakah yang lebih
baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal
yang saleh, dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah
diri'?" (QS. Fussilat: 33)
Rasulullah bersabda dalam hadits Riwayat
Bukhari
بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً
Ballighu ‘anni walaw aayah.
"Sampaikanlah dariku
walaupun hanya satu ayat." (HR. Bukhari)
Mengajak pada kebaikan dan
menyebarkan ilmu agama menjelang Ramadhan membantu meningkatkan pemahaman dan
semangat masyarakat dalam menyambut bulan penuh berkah.
Aspek sosial dalam menyambut
Ramadhan mencakup mempererat silaturahmi, memberikan bantuan dan sedekah,
menyelesaikan konflik, gotong royong, dan menyebarkan ilmu. Semua ini bertujuan
menciptakan harmoni dan memperkuat ukhuwah Islamiyah agar umat Muslim dapat
menyambut Ramadhan dengan hati yang bersih dan lingkungan yang kondusif.