Tabiat I: Rakus
Dari Abdullah bin Abbas: Rasulullah SAW bersabda, "Andaikan seorang anak Adam mempunyai suatu lembah emas pasti ia ingin punya dua lembah, dan tiada yang dapat menutup mulutnya kecuali tanah (mati)." (H.R. Bukhari-Muslim)
Rakus adalah sifat yang ditanamkan oleh setan kepada Adam dan Hawa sehingga keduanya diturunkan dari surga ke dunia. Itulah kesalahan pertama yang dibuat oleh manusia karena tabiat buruk yang dimilikinya yaitu rakus.
Itulah rakus, tabiat yang telah menggelincirkan "ibu-bapak" kita ke lembah kehinaan. Dan sifat itu masih melekat pada diri manusia sampai saat ini, dan peristiwa di masa lalu itu hendaknya cukup menjadi pelajaran bagi kita, jangan lagi kita menjadi rakus sebab itu akan terus menggelincirkan siapa pun yang memeliharanya. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa menyaksikan bagaimana setan senantiasa membujuk kita untuk menjadi rakus. Rasa ini biasanya muncul dengan memandang bahwa milik orang lain selalu lebih baik dari milik kita sehingga kita selalu merasa kurang.
Tabiat II: Kikir
Sepintas lalu kikir seolah menguntungkan bagi yang melakukannya, sebab hartanya tidak berkurang. padahal sebenarnya justru sebaliknya, hartanya malah berkurang disebabkan rusak, atau mengalami penyusutan nilai. Harta yang dinafkahkan justru akan memberikan rezeki kepadanya, baik di dunia maupun di akhirat. Sifat ini sangat berbahaya, seperti yang disabdakan Rasulullah SAW: Jagalah dirimu dari aniaya (zalim) sebab aniaya itu adalah kegelapan di hari kiamat. Dan jagalah dirimu dari sifat kikir, karena sifat kikir ini telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, mendorong mereka mengadakan pertumpahan darah dan menghalalkan semua yang diharamkan Allah. (H.R. Muslim)
Latihlah diri Anda dengan bersedekah. Tidak mengapa memulainya dengan sedekah yang sedikit. Biarlah sedikit yang penting Anda lakukan dengan rutin. Setiap kali sifat kikir muncul segeralah ingat bahwa sifat itu merugikan Anda sendiri. Malaikat mendoakan setiap hari agar harta orang yang kikir itu binasa atau hancur, ingatlah itu .
Tabiat III: Boros
Orang-orang yang boros dikatakan Allah sebagai saudara setan, bukan lagi hanya sekadar teman setan. Ini mengisyaratkan bahwa perbuatan boros adalah perbuatan yang diajarkan setan dan setan senang terhadap manusia yang boros. Jadi, memboroskan harta adalah salah satu jalan setan untuk menyesatkan manusia menuju kesengsaraan.
Sikap boros masih banyak dilakukan oleh manusia. Manusia membelanjakan hartanya secara berlebih-lebihan untuk hal-hal yang tidak penting, bahkan sia-sia. Anehnya, mereka yang boros ini justru nafsunya tak pernah puas dengan kemewahan materi dunia.
Tabiat IV: Bangga Diri
Bangga diri adalah penyakit yang sulit sekali diberantas. Setelah sukses umumnya orang akan mengaku bahwa itu semua diperolehnya karena kerja kerasnya, atau karena keuletannya, atau karena ilmu yang dimilikinya alias kepintarannya. Lupa bahwa itu semua semata-mata adalah titipan dari Allah. Inilah yang telah diperbuat oleh Qarun, seorang yang kaya raga di zaman Nabi Musa. Qarun berkata, "Sesungguhnya aku diberi harta itu, semata-mata karena ilmu yang ada padaku. " Maka kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi.... (Q.S. al- Qashash [281: 78 dan 81)
Image : http://blogs.lawyers.com/wp-content/uploads/2012/10/Credit-card-300-x-300.jpg
Dari Abdullah bin Abbas: Rasulullah SAW bersabda, "Andaikan seorang anak Adam mempunyai suatu lembah emas pasti ia ingin punya dua lembah, dan tiada yang dapat menutup mulutnya kecuali tanah (mati)." (H.R. Bukhari-Muslim)
Rakus adalah sifat yang ditanamkan oleh setan kepada Adam dan Hawa sehingga keduanya diturunkan dari surga ke dunia. Itulah kesalahan pertama yang dibuat oleh manusia karena tabiat buruk yang dimilikinya yaitu rakus.
Itulah rakus, tabiat yang telah menggelincirkan "ibu-bapak" kita ke lembah kehinaan. Dan sifat itu masih melekat pada diri manusia sampai saat ini, dan peristiwa di masa lalu itu hendaknya cukup menjadi pelajaran bagi kita, jangan lagi kita menjadi rakus sebab itu akan terus menggelincirkan siapa pun yang memeliharanya. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa menyaksikan bagaimana setan senantiasa membujuk kita untuk menjadi rakus. Rasa ini biasanya muncul dengan memandang bahwa milik orang lain selalu lebih baik dari milik kita sehingga kita selalu merasa kurang.
Tabiat II: Kikir
Sepintas lalu kikir seolah menguntungkan bagi yang melakukannya, sebab hartanya tidak berkurang. padahal sebenarnya justru sebaliknya, hartanya malah berkurang disebabkan rusak, atau mengalami penyusutan nilai. Harta yang dinafkahkan justru akan memberikan rezeki kepadanya, baik di dunia maupun di akhirat. Sifat ini sangat berbahaya, seperti yang disabdakan Rasulullah SAW: Jagalah dirimu dari aniaya (zalim) sebab aniaya itu adalah kegelapan di hari kiamat. Dan jagalah dirimu dari sifat kikir, karena sifat kikir ini telah membinasakan umat-umat sebelum kamu, mendorong mereka mengadakan pertumpahan darah dan menghalalkan semua yang diharamkan Allah. (H.R. Muslim)
Latihlah diri Anda dengan bersedekah. Tidak mengapa memulainya dengan sedekah yang sedikit. Biarlah sedikit yang penting Anda lakukan dengan rutin. Setiap kali sifat kikir muncul segeralah ingat bahwa sifat itu merugikan Anda sendiri. Malaikat mendoakan setiap hari agar harta orang yang kikir itu binasa atau hancur, ingatlah itu .
Tabiat III: Boros
Orang-orang yang boros dikatakan Allah sebagai saudara setan, bukan lagi hanya sekadar teman setan. Ini mengisyaratkan bahwa perbuatan boros adalah perbuatan yang diajarkan setan dan setan senang terhadap manusia yang boros. Jadi, memboroskan harta adalah salah satu jalan setan untuk menyesatkan manusia menuju kesengsaraan.
Sikap boros masih banyak dilakukan oleh manusia. Manusia membelanjakan hartanya secara berlebih-lebihan untuk hal-hal yang tidak penting, bahkan sia-sia. Anehnya, mereka yang boros ini justru nafsunya tak pernah puas dengan kemewahan materi dunia.
Tabiat IV: Bangga Diri
Bangga diri adalah penyakit yang sulit sekali diberantas. Setelah sukses umumnya orang akan mengaku bahwa itu semua diperolehnya karena kerja kerasnya, atau karena keuletannya, atau karena ilmu yang dimilikinya alias kepintarannya. Lupa bahwa itu semua semata-mata adalah titipan dari Allah. Inilah yang telah diperbuat oleh Qarun, seorang yang kaya raga di zaman Nabi Musa. Qarun berkata, "Sesungguhnya aku diberi harta itu, semata-mata karena ilmu yang ada padaku. " Maka kami benamkan Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi.... (Q.S. al- Qashash [281: 78 dan 81)
Image : http://blogs.lawyers.com/wp-content/uploads/2012/10/Credit-card-300-x-300.jpg