"Rezeki saya gak bakal berkurang Mas. Kalau memang hak saya, pasti kembali ke saya. Kalau bukan dari Mas, mungkin dari yg lain. Tapi kalau Mas gak tunaikan kewajiban Mas, yah, Mas yang cacat integritasnya." Itu komen saya kepada orang yang mangkir membayar hak saya beberapa bulan yang lalu. Ya sudah, saya lupakan saja. Buat apa dibikin ribut? Toh ada Yang Maha Membalas. Hanya saja, dari kejadian ini saya bisa mengukur isi dompetnya dan isi hatinya.
Kadang kita kepentok masalah uang. Itu sih sudah biasa. Yang luar biasa adalah bagaimana sikap kita terhadap masalah itu:
Kadang kita kepentok masalah uang. Itu sih sudah biasa. Yang luar biasa adalah bagaimana sikap kita terhadap masalah itu:
- Apakah Anda terang-terang menolak membayar? Intinya, Anda mangkir dan membuat masalah semakin runyam.
- Apakah Anda mengganti nomor ponsel atau tidak mengaktifkan ponsel, agar orang tidak bisa menagih Anda? Intinya, Anda lari dari masalah.
- Apakah Anda memohon maaf kepada orang yang bersangkutan, meminta keridhaannya, dan membicarakan ulang cara bayarnya (ditunda atau dicicil)? Intinya, Anda coba menyelesaikan masalah.
Saya menyarankan Anda untuk mengambil keputusan yang ketiga. Jangan sampai, hanya gara-gara uang Rp5juta atau Rp10juta, Anda menggadaikan integritas Anda. Itu sama saja artinya, integritas dan nama baik Anda harganya cuma Rp5juta atau Rp10juta! Betapa rendahnya!
dikutip dari tulisan Ippho Santosa (http://ippho.com/) ( http://ippho.com/89/7-keajaiban-rezeki )
image : http://www.empowernetwork.com/johnshiloh/files/2012/07/moneystack.jpg