1. Bersedekah dengan harta halal
Halal yang dimaksud adalah halal barangnya, serta halal cara mendapatkannya. Allah SWT hanya menerima yang baik-baik. Jadi meskipun yang disedekahkan itu banyak dan dengan penuh keikhlasan, akan tetapi apabila barangnya serta cara mendapatkannya tidak halal, maka tertolak sedekah tersebut.
Andaikan seseorang bersedekah daging babi atau bangkai ayam kepada tetangganya, maka sedekahnya tertolak. Daging babi ataupun bangkai telah diharamkan oleh Allah dalam A1-Qur'an. Bersedekah dengan barang yang haram sangat dilarang, karena itu menyalahi petunjuk Allah. Demikian pula bersedekah dengan sesuatu yang cara mendapatkannya dengan cara yang diharamkan, maka sedekahnya tertolak.
Misalnya, sedekah uang kepada orang-orang miskin dari hasil mencuri. Sedekahnya perbuatan baik, uangnya barang yang halal, akan tetapi mencurinya perbuatan yang haram. Melakukan suatu kebaikan (sedekah) agar mendapat keridhoan Allah, maka harus diperhatikan barang yang disedekahkan serta cara mendapatkannya.
2. Memberinya mulai dari harta sedikit (jangan menunggu kaya/banyak harta)
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa sedekah itu bukan hanya ditujukkan buat orang kaya saja, kaya atau miskin semuanya diseru untuk sedekah. Dalam Surat Ath Thalaq ayat 7, telah sangat jelas Allah berfirman, bahwa orang yang dilapangkan rejekinya (orang kaya) bersedekah sesuai kemampuannya. Artinya sebanding dengan hartanya. Demikian pula orang yang disempitkan rejekinya (orang miskin) bersedekah sesuai kemampuannya.
Jadi, kalau ada orang yang beralasan, “Ah, saya sedekahnya nanti saja kalau sudah kaya”. “Kalau saya sedekahnya nanti kalau sudah kerja”. “Saya mau nungga keuanganya longgar dulu, sekarang mah masih banyak biaya sekolah.” Serta beraneka macam alasan lain. Itu semua tidak dibenarkan agama. Nunggu kaya? Gimana kalau sebelum kaya, sudah mati? Dan apakah yakin setelah kaya jadi rajin sedekah? Saat miskin saja tidak mau menolong sesama, apalagi saat kaya.
Manusia itu tidak pernah puas, seperti yang disampaikan Nabi SAW bahwa apabila manusia diberi satu jurang emas, maka tidak akan pernah puas dan minta lagi jurang emas berikutnya, yang layak baginya, hanyalah masuk liang kubur. Nanti kalau sudah kaya, enggan bersedekah juga, alasannya belum sekaya si “anu” dan lain-lain. Demikian seterusnya, tidak ada selesainya.
Sedekah juga tidak perlu menunggu kerja dulu, lulus sekolah dulu, apalagi longgar dulu. Sepertinya dalam hidup ini selalu disibukkan dengan berbagai persoalan, hampir tidak ada saat longgarnya (secara materi). Lihat saja, setelah lulus sekolah, harus cari kerja. Setelah dapat kerja, harus cari istri/suami. Setelah dapat jodoh, harus menikah. Setelah menikah, harus punya anak. Setelah punya anak, harus membiayai kebutuhan anak dan seterusnya. Semuanya berkaitan dengan uang. Nah, terus kapan longgarnya? Nggak ada.
Makanya yang lebih bijak, tidak usah nunggu kaya untuk bersedekah. Tidak usah nunggu longgar untuk bersedekah. Mulailah dari sekarang, bagaimanapun kondisi anda saat ini. Pasti bisa! Jadilah kaya dengan bersedekah, bukan sedekah menunggu kaya. Mohonlah diberi kecukupan hidup dengan bersedekah.
Image : http://us.123rf.com/400wm/400/400/violin/violin0904/violin090400187/4746656-hand-giving-keys-sky-on-background.jpg
Bersambung ......................
Halal yang dimaksud adalah halal barangnya, serta halal cara mendapatkannya. Allah SWT hanya menerima yang baik-baik. Jadi meskipun yang disedekahkan itu banyak dan dengan penuh keikhlasan, akan tetapi apabila barangnya serta cara mendapatkannya tidak halal, maka tertolak sedekah tersebut.
Andaikan seseorang bersedekah daging babi atau bangkai ayam kepada tetangganya, maka sedekahnya tertolak. Daging babi ataupun bangkai telah diharamkan oleh Allah dalam A1-Qur'an. Bersedekah dengan barang yang haram sangat dilarang, karena itu menyalahi petunjuk Allah. Demikian pula bersedekah dengan sesuatu yang cara mendapatkannya dengan cara yang diharamkan, maka sedekahnya tertolak.
Misalnya, sedekah uang kepada orang-orang miskin dari hasil mencuri. Sedekahnya perbuatan baik, uangnya barang yang halal, akan tetapi mencurinya perbuatan yang haram. Melakukan suatu kebaikan (sedekah) agar mendapat keridhoan Allah, maka harus diperhatikan barang yang disedekahkan serta cara mendapatkannya.
2. Memberinya mulai dari harta sedikit (jangan menunggu kaya/banyak harta)
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa sedekah itu bukan hanya ditujukkan buat orang kaya saja, kaya atau miskin semuanya diseru untuk sedekah. Dalam Surat Ath Thalaq ayat 7, telah sangat jelas Allah berfirman, bahwa orang yang dilapangkan rejekinya (orang kaya) bersedekah sesuai kemampuannya. Artinya sebanding dengan hartanya. Demikian pula orang yang disempitkan rejekinya (orang miskin) bersedekah sesuai kemampuannya.
Jadi, kalau ada orang yang beralasan, “Ah, saya sedekahnya nanti saja kalau sudah kaya”. “Kalau saya sedekahnya nanti kalau sudah kerja”. “Saya mau nungga keuanganya longgar dulu, sekarang mah masih banyak biaya sekolah.” Serta beraneka macam alasan lain. Itu semua tidak dibenarkan agama. Nunggu kaya? Gimana kalau sebelum kaya, sudah mati? Dan apakah yakin setelah kaya jadi rajin sedekah? Saat miskin saja tidak mau menolong sesama, apalagi saat kaya.
Manusia itu tidak pernah puas, seperti yang disampaikan Nabi SAW bahwa apabila manusia diberi satu jurang emas, maka tidak akan pernah puas dan minta lagi jurang emas berikutnya, yang layak baginya, hanyalah masuk liang kubur. Nanti kalau sudah kaya, enggan bersedekah juga, alasannya belum sekaya si “anu” dan lain-lain. Demikian seterusnya, tidak ada selesainya.
Sedekah juga tidak perlu menunggu kerja dulu, lulus sekolah dulu, apalagi longgar dulu. Sepertinya dalam hidup ini selalu disibukkan dengan berbagai persoalan, hampir tidak ada saat longgarnya (secara materi). Lihat saja, setelah lulus sekolah, harus cari kerja. Setelah dapat kerja, harus cari istri/suami. Setelah dapat jodoh, harus menikah. Setelah menikah, harus punya anak. Setelah punya anak, harus membiayai kebutuhan anak dan seterusnya. Semuanya berkaitan dengan uang. Nah, terus kapan longgarnya? Nggak ada.
Makanya yang lebih bijak, tidak usah nunggu kaya untuk bersedekah. Tidak usah nunggu longgar untuk bersedekah. Mulailah dari sekarang, bagaimanapun kondisi anda saat ini. Pasti bisa! Jadilah kaya dengan bersedekah, bukan sedekah menunggu kaya. Mohonlah diberi kecukupan hidup dengan bersedekah.
Image : http://us.123rf.com/400wm/400/400/violin/violin0904/violin090400187/4746656-hand-giving-keys-sky-on-background.jpg
Bersambung ......................