Adakah hadis-hadis yang berkenaan dengan menyambut ramadhan jauh-jauh hari?
Jawab:
Segala
Puji bagi Allah Ta’ala, Shalawat dan Salam atas Nabi Muhammad, keluarga dan
para sahabat.
Amma
Ba’du:
Sebuah
ibadah yang memiliki nilai yang tinggi di dalam syariat seperti ibadah yang
termasuk di dalam rukun Islam, ibadah tersebut memiliki pembukaan sebelumnya,
inti ibadah dan penutup sesudahnya.
Shalat
Fardhu lima waktu sebagai contoh, sebelumnya ada ibadah sunnah qabliyah dan
sesudahnya ada sunnah ba’diyah. Dan juga ibadah lain sebelum dimulai seperti
berwudhu dan ibadah sesudahnya seperti berdzikir setelah shalat.
Kalau
kita perhatikan ibadah Haji akan kita dapatkan hal yang mirip.
Ibadah
Puasa Ramadhan, kita mendapatkan ada ibadah yang mengikuti sesudahnya yaitu
puasa enam hari di bulan Syawwal.
Yang
jadi pertanyaannya adakah ibadah sebelumnya, berdasarkan hadits-hadits Nabi.
Jawabnya:
Ada, dan berikut ini perinciannya.
Pertama, Berdoa semoga Allah Taala pertemukan
kita dengan Bulan Ramadhan
Rasulullah Shalallahu
‘alaihiwassalam bersabda:
Dari
Shahabat Anas bin Malik, beliau berkata: Nabi Shalallahu ‘alaihi
wasallam bersabda ketika memasuki waktu bulan Rajab: “Ya Allah,
Berkahilah kami di Bulan Rajab dan Sya’ban. Ya Allah, Berkahilah kami di Bulan
Ramadhan” (HR. Ahmad, No.23460).
Di
dalam riwayat yang lain dengan lafadz: ”وَبَلِّغْنَا
رَمَضَانَ” artinya, “Pertemukanlah kami dengan Bulan Ramadhan”
(HR. Al Baihaqi, di kitab Ad Dakwatul Kabir, No.529).
Hadits
ini dihukumi Dhoif oleh Syaikh Al Albani di dalam kitab Dhoif Jamius Shagir wa
ziyadatuh, No.4395.
Hadist
ini adalah yang dhoif sebagaimana disebutkan oleh para Ulama, akan tetapi para
Ulama dari para Salafus Sholeh bahkan sampai zaman kita sekarang, mereka berdoa
agar bisa bertemu dengan Bulan Ramadhan. Amalan atau doa yang mereka lakukan
adalah berdasarkan keumuman dalil dari Al Quran dan Hadits-hadist shohih
tentang meminta kebaikan, dan bertemu dengan Bulan Ramadhan adalah salah satu
kebaikan yang besar, yang semoga Allah Taala mempertemukan kita dengannya.
Amiin.
Kedua, Memperbanyak Puasa di Bulan
Sya’ban
Dari
Aisyah beliau berkata:”Rasulullah tidak pernah berpuasa di bulan lain (selain
Ramadhan) melebihi banyaknya beliau berpuasa di bulan Sya’ban” (HR. Muttafaqun
alaihi, Bukhori No.1969, Muslim No.782).
Bulan
Sya’ban adalah bulan yang berada sebelum bulan Ramadhan, ini menunjukkan bahwa
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membedakan bulan
Sya’ban dalam berpuasa dengan memperbanyak puasa padanya; karena merupakan
pembukaan atau persiapan menuju Ramadhan. Sebagai contoh lain, menyerupai
shalat sunat qabliyah sebelum shalat Fardhu.
Ketiga, Berusaha untuk melihat
Hilal Ramadhan
“Orang-orang
berusaha untuk (secara Bersama) melihat hilal, kemudian aku (seorang diri)
memberitahukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa aku telah
melihatnya. Kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan orang-orang agar
berpuasa.” (HR. Abu Daud, No.2342, dishohihkan al Albani, Shohih Sunan
Abi Daud, No.2028)
Hadits
ini menunjukkan salah satu perbuatan ibadah yang kita lakukan sebelum Ramadhan
pada akhir bulan Sya’ban adalah berusaha mencaritahu waktu masuknya bulan
Ramadhan, yaitu dengan mencari atau berusaha untuk melihat kemunculan Hilal
(awal bulan/tanggal satu) Bulan Ramadhan, yang amalan ini bisa dilakukan secara
bersama atau sendiri.
Yang
kita lewati diatas adalah hadits-hadits yang secara khusus (spesifik)
menunjukkan kepada amalan tertentu sebelum Bulan Ramadhan dan berhubungan
secara langsung dengan Bulan Ramadhan.
Adapun
hadist umum tentang persiapan sebelum Ramadhan adalah sangat banyak sekali,
diantara adalah belajar ilmu-ilmu yang berhubungan dengan Ramadhan,
mempersiapkan harta yang akan disedekahkan di Bulan Ramadhan untuk memberi
makan orang-orang yang Ifthar.
Ibadah
Puasa di bulan Ramadhan adalah rukun Islam, artinya pondasi di dalam agama ini;
dan persiapan menuju bulan Ramadhan telah ditunjukkan oleh hadits-hadits Nabi
secara umum dan secara khusus.
Semoga
kita semua dipertemukan dengan Bulan Ramadhan, dan kita mendapatkan bonus-bonus
pahala amalan yang dilipat gandakan padanya. Amiin!. Wallahu ‘alam.
***
Dijawab
oleh Ustadz Sanusin Muhammad Yusuf , Lc. MA.
Referensi: https://konsultasisyariah.com/36278-menyambut-bulan-ramadhan-jauh-jauh-hari.html