Jumat, 13 November 2015
Ucapan Kita, Cermin Bagi Kita, Bukan Untuk Orang Lain
Boleh Anda perhatikan orang-orang di sekitar Anda. Beberapa orang selalu mendominasi dengan gaya bicara mereka. Banyak yang dibicarakan dan tidak lepas dari rasa keakuan yang tinggi. Mungkin memang Allah berikan kepada mereka kelebihan, jabatan, kedudukan yang lebih tinggi, pendidikan, wewenang atau harta dan usaha yang terus berkembang.
Banyak diantara mereka yang seperti ini cenderung melakukan kesalahan yang bertentangan dengan dengan kebenaran yang mereka sampaikan. Mengkritik orang lain akan tetapi lupa bahwa dirinya melakukan kesalahan yang sama. Perkataannya tidak memperbaiki kesalahan yang mereka lakukan. Padahal Allah mengingatkan kepada kita, "sungguh besar kebencian disisi Allah karena kalian mengatakan apa yang tidak kalian perbuat.
Ajakan saya, mari tahan pembicaraan kita ketika nafsu mulai menyertai. Ingatlah bahwa Allah sangat benci kepada siapapun yang mengatakan sesuatu, memerintahkan sesuatu akan tetapi dirinya tidak bisa melakukan.
Saya memiliki kenalan dekat, ilmunya terbilang tinggi, kedekatan kepada Allah tampak dari tutur kata dan amalan sehari-hari, akan tetapi beliau tidak pernah berkenan memberikan taushiyah, ceramah, atau sekedar kultum. Sampai-sampai sebagian besar dari sahabatnya mengira beliau tifak mau berbagi ilmu. Akan tetapi suatu saat beliau sempat terlepas omongan di hadapan saya.
"Maaf saya tidak bisa. Orang lain tidak mau memahami saya, saya tidak masalah. Masalahnya saya saja belum bisa mengkondisikan keluarga saya. Bagaimana saya bisa menasihati orang lain, kalau keluarga saya saja belum bisa saya nasehati."
Bagaimana jika orang-orang yang banyak bicara tapi amalannya bertentangan dengan ucapannya? Saya selalu mengatakan "ucapan kita adalah cermin. Cermin bagi kita. Bukan cermin untuk orang lain.
Banyak orang bicara seolah dirinyalah sang kebenaran. Dan orang lain dalam posisi salah sehingga harus mengikuti ucapannya. Padahal amalannya bertentangan dengan apa yang diucapkan. Bukankah ucapan kita mestinya sebagai cermin untuk kita dan bukan untuk orang lain?
Wallahu a'lam.
Pesona Griya Wilis
Mojopurno-Madiun
Sabtu, 14 Nopember 2015
image : http://coretaneta.blogspot.co.id/2013/04/indahnya-menjaga-lisan.html
MADU-HERBAL HARGA GROSIR
Kategori Tulisan
Anak
(21)
Ceramah
(23)
Doaku
(3)
Gallery
(68)
Hadits
(19)
Herbal
(3)
Hikmah
(256)
I'tikaf
(5)
Idul Fitri
(27)
Inspirasi
(149)
Jualan
(3)
Kesehatan
(43)
Keuangan
(12)
Kisahnyata
(43)
Kultum
(147)
Lailatul Qadar
(2)
Lain-lain
(49)
management
(4)
Nisa'
(1)
ODOJ
(2)
Progress
(54)
prowakaf
(2)
Puasa
(182)
Quran
(17)
Qurban
(40)
Ramadhan
(315)
Renungan
(17)
Rumahkreatif
(6)
Rumahpintar
(8)
Rumahtahfidz
(18)
Rumahyatim
(6)
Sedekah
(47)
Share
(104)
Syawal
(5)
Tanya jawab
(2)
Tarawih
(4)
Tarbiyah
(166)
Umroh
(19)
Wakaf
(8)
Yatim
(7)
Zakat
(22)
Sering dibaca
- Obat Kanker yang 10.000X Lebih Kuat dari KemoTerapi
- Daftar Tempat Makan Di Madiun
- Apa Arti Kata "Dancuk"...
- Kisah Nyata : Hati-hati Ajarkan Motor-Mobil Pada Anak di Bawah Umur
- Sahabat Kita Yang Baik Akan Menolong Kita Di Akhirat
- 10 Amal yang Pahalanya Takkan Pernah Putus
- Kepada Donatur : Kisah Nyata - Kesalahan Kecil yang Dahsyat Akibatnya
- Kadal dan Sedekah
- Kepada Donatur : Mengintip Akheratmu Dengan Melihat Kehidupan Duniamu
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari Blog Miftah madiun langsung ke email anda!