Kita harus sabar dan menerima semua taqdir Allah untuk kita sebagai sesuatu yang terbaik meskipun kadang terasa sakit atau kurang adil.
Dalam menerima taqdir Allah, bukan berarti pasrah saja pada saat kita mengalami sebuah kesulitan.
Allah akan merubah semua kesulitan dan nasib kita jika kita mau berusaha semaksimal mungkin untuk merubahnya. Bukan hanya dengan menggerutu karena kecewa atau merenungi nasib yang kemudian klaim sebagai tindakan menerima taqdir.
Bukannya Allah telah mengingatkan kita dalam surat Ar-Ra'du ayat 11 : "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."
Sesungguhnya kunci kebangkitan bagi kita yang sedang terpuruk adalah pada dirsendiri, orang lain atau situasi diluar diri kita hanyalah inspirasi saja. Bukan mental yang baik jika seseorang ingin bangkit dengan mengandalkan pertolongan orang lain. Bahkan Allah SWT saja akan merubah nasib kita jika kita berusaha.
Yang sering jadi persoalan adalah posisi terpuruk memberikan efek yang berbeda terhadap setiap orang. Sebagian orang, kebanyakan yang bertipe agresif akan segera merubah keterpurukan sebagai energi untuk bangkit. Beberapa orang perasa membutuhkan waktu yang lebih lama. Butuh curhat, berbagi beban, merenung dan mencari semangat baru untuk bangkit.
Sesungguhnya kekuatan utama dalam proses kebangkitan adalah bagaimana kita menata diri pada saat kita terpuruk dan melanjutkan dengan aksi sesuai dengan rel yang telah kita tetapkan. Memulai dengan membiasakan kebaikan adalah langkah terbaik.
Membiasakan sholat di awal waktu, membiasakan bersedekah setiap menerima rejeki, membiasakan berbuat baik dari hal-hal kecil, membiasakan salam, membiasakan makan dan minum dengan tangan kanan.
Jika pembiasaan ini sudah kita lakukan, maka kebiasaan-kebiasaan untuk bangkit akan terbangun dan kesuksesan akan bersama Anda. Kesuksesan dan kebangkitan dirangkai dari kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan. Pengibaratan saya, khatam quran kita yang sebulan sekali diawali dengan baca Quran satu juz perhari.
Mojopurno, 6 April 2014, 17:17