Alkisah di sebuah kerajaan, karena
raja tidak punya putra penerus, ia menganggap perlu mencari dan memilih calon
penggantinya. Untuk itu beliau membuat sayembara, agar diseleksi di setiap
daerah hingga ujian terakhir yang akan diseleksi oleh baginda raja sendiri.
Saat babak akhir tiba, tersisa 8
orang yang memiliki kepandaian setara dan lulus seleksi berbagai tahap
sebelumnya. Untuk itu, mereka harus menjalani tes terakhir sang raja di ibukota
kerajaan. Raja dengan seksama menyeleksi mereka satu persatu.
Di hadapan mereka, sang raja
menyampaikan pesan. “anak-anakku tugas seorang abdi negara bukanlah hal yang
mudah. Itu adalah amanah yang harus diemban dengan tanggung jawab penuh. Kalian
ber-8 terpilih sebagai calon terbaik. Nah, sebagai tes terakhir, akan kuberi
tiap orang 5 butir biji bibit tanaman. Tanam dan rawatlah seperti engkau
nantinya harus memelihara kerajaan dan rakyat negeri ini. Pulang dan datanglah
2 minggu lagi kemari beserta hasil tanaman yang kalian bawa pulang ini.”, titah
sang raja.
2 minggu kemudian, di hadapan raja 7
pemuda dengan bangga memperlihatkan tanaman yang mulai tumbuh bertunas. Tiba
giliran pemuda ke-8. wajahnya tertunduk, nampak sedih dan malu.
Ia berkata, “Ampuni dan maafkan
hamba Baginda, biji yang baginda berikan pada hamba, telah hamba tanam dan
rawat dengan hati-hati, tetapi hingga hari ini, bibit ini tidak mau tumbuh
seperti yang diharapkan. Hamba telah gagal menjalani titah baginda, tetapi
hamba telah berusaha semaksimal mungkin, namun tidak tahu dimana letak
kesalahan hamba.” Ujarnya.
Namun sang raja nampak tersenyum
puas, bahkan beliau tertawa terbahak-bahak. Semua yang hadir di sana
berpandangan heran melihat reaksi sang raja.
Lalu sang raja menepuk pundak si
pemuda ke-8 dan berkata, “Terima kasih, anak muda aku senang dan puas. ternyata
harapanku tidak sia-sia. Masih ada pemuda calon pemimpin bangsa di antara
seluruh rakyat negeri ini.” sambil berpandangan kepada semuanya.
Sang raja melanjutkan. “dengar
baik-baik, pemuda ini telah memenuhi harapan terakhirku, ia pemuda yang jujur,
calon pemimpin kerajaan ini di masa depan. Memang tanamannya tidak tumbuh.
Nampaknya ia gagal, tetapi sesungguhnya, biji yang aku berikan pada semua
peserta telah aku rebus terlebih dahulu. Jadi jelas tidak mungkin bisa tumbuh
tunas walaupun dirawat sebaik apapun. Aku sangat kecewa melihat tumbuhnya tunas
yang kalian bawa. Kalian 7 pemuda yang tidak jujur! Berani benar, kalian menipu
Rajamu!”
Segera ke7 pemuda yang lain memohon ampun,
tetapi sang raja memerintahkan untuk menangkap dan menghukum berat ke7 pemuda
itu.
Sumber : http://deardesy.blogspot.co.id/2011/05/bibit-yang-tak-bertunas.html
Image : https://hifdziua.wordpress.com/tag/ayam/
Bibit Yang Tak Bertunas
Alkisah di sebuah kerajaan, karena raja tidak punya putra penerus,
ia menganggap perlu mencari dan memilih calon penggantinya.
Untuk itu beliau membuat sayembara,
agar diseleksi di setiap daerah hingga ujian terakhir yang akan
diseleksi oleh baginda raja sendiri.
Saat babak akhir tiba, tersisa 8 orang yang memiliki kepandaian setara
dan lulus seleksi berbagai tahap sebelumnya. Untuk itu, mereka harus
menjalani tes terakhir sang raja di ibukota kerajaan.
Raja dengan seksama menyeleksi mereka satu persatu. Di hadapan mereka,
sang raja menyampaikan pesan. “anak-anakku tugas seorang abdi negara
bukanlah hal yang mudah.
Itu adalah amanah yang harus diemban dengan tanggung jawab penuh. Kalian
ber-8 terpilih sebagai calon terbaik. Nah, sebagai tes terakhir, akan
kuberi tiap orang 5 butir biji bibit tanaman. Tanam dan rawatlah seperti
engkau nantinya harus memelihara kerajaan dan rakyat negeri ini. Pulang
dan datanglah 2 minggu lagi kemari beserta hasil tanaman yang kalian
bawa pulang ini.”, titah sang raja.
2 minggu kemudian, di hadapan raja 7 pemuda dengan bangga memperlihatkan
tanaman yang mulai tumbuh bertunas. Tiba giliran pemuda ke-8. wajahnya
tertunduk, nampak sedih dan malu. Ia berkata, “Ampuni dan maafkan hamba
Baginda, biji yang baginda berikan pada hamba, telah hamba tanam dan
rawat dengan hati-hati, tetapi hingga hari ini, bibit ini tidak mau
tumbuh seperti yang diharapkan. Hamba telah gagal menjalani titah
baginda, tetapi hamba telah berusaha semaksimal mungkin,
namun tidak tahu dimana letak kesalahan hamba.” Ujarnya.
Namun sang raja nampak tersnyum puas, bahkan beliau tertawa
terbahak-bahak.
Semua yang hadir di sana berpandangan heran melihat reaksi sang raja.
Lalu sang raja menepuk pundak si pemuda ke-8 dan berkata, “Terima kasih,
anak muda aku senang dan puas. ternyata harapanku tidak sia-sia. Masih
ada pemuda calon pemimpin bangsa di antara seluruh rakyat negeri ini.”
sambil berpandangan kepada semuanya, sang raja melanjutkan. “dengar
baik-baik, pemuda ini telah memenuhi harapan terakhirku, ia pemuda yang
jujur, calon pemimpin kerajaan ini di masa depan.
Memang tanamannya tidak tumbuh. Nampaknya ia gagal, tetapi sesungguhnya,
biji yang aku berikan pada semua peserta telah aku rebus terlebih
dahulu.
Jadi jelas tidak mungkin bisa tumbuh tunas walaupun dirawat sebaik
apapun.
Aku sangat kecewa melihat tumbuhnya tunas yang kalian bawa. Kalian 7
pemuda yang tidak jujur! Berani benar, kalian menipu Rajamu!”
Segera ke7 pemuda yang lain memohon ampun, tetapi sang raja
memerintahkan untuk menangkap dan menghukum berat ke7 pemuda itu.
Make Money Online :
http://ow.ly/KNICZ