Ada dua orang tua yang sangat berbeda memperlakukan anaknya. keduanya sangat ekstrim berlawanan yang mestinya memiliki efek berbeda terhadap perkembangan sang anak.
Hari Jumat 21 Pebruari 2014, saya antri potong rambut, saya melihat seorang ayah yang membiarkan sang anak melakukan eksplorasi sesuka anaknya. Bagi beberapa orang melihat sang ayah memiliki tingkat kecuekan yang luar biasa. memanjat kursi, berdiri diatas kursi, memainkan koran dan semuanya. Sementara sang ayah asyik membaca koran dengan cueknya.
Antrian yang panjang tidak membuat sang anak bosan. bahkan semakin asyik dengan segala kesibukannya. sesekali sang anak memanggil ayahnya dan si ayah tetap cuek. Sampai menjelang gilirannya, sang anak kemudian menyiapkan sendiri untuk dipangkas rambutnya. dilepasnya jaket yang sejak tadi memang tidak dilepas, kemudian naik ke kursi pangkas tanpa sedikitpun memintantolong orang tuanya.
Ada satu pertanyaan yg bermain-main di otak saya. Apakah sang ayah membiarkan sang anak sedemikian rupa karena memang anaknya bisa mandiri, atau kemandirian sang anak terbentuk karena pola asuh sang ayah.
Hari ini, Ahad 23 Pebruari 2014, saya mudik ke Purworejo karena kedua orangtua esok pagi hendak berangkat umroh. sepanjang perjalanan, seorang ibu di kursi deretan sebelah saya memperlakukan anaknya dengan sikap yang sangat berlawanan dengan bapak yang mengantarvanaknya potong rambut.
Sang ibu sangat protektif dengan memberikan standar perilaku orang dewasa pada anaknya yang kira-kira seusia anak di tempat potong rambut. makan harus diam dan duduk. berdiri di kursi tidak boleh. Berdiri melihat keluar tidk boleh. pakaian harus rapi. Tidak boleh melihat mainan yang sedang dimainkan anak-anak saya. habis makan mulut harus bersih, berjalan kemanapun harus pakai sepatu/sandal. Sang anak terlihat begitu tertekan, tak ada kemandirian tergambar di wajahnya, bentakan-bentakan dan kata-kata perintah sang bunda tampak menekan jiwanya.
Perlakuan ibu ini bisa jadi karena sang anak yang cenderung ceroboh, atau karena sang anak kurang mandiri. Disisi lain, bisa jadi sikap sang ibulah yang menjadikan sang anak memiliki karakter tersebut. atau bisa jadi karena sang ibu menginginkan keselamatan, keteraturan, ketertiban menjadinbagian kehidupan sang anak. Bisa jadi karena sang ibu adalah single parent, karena sang ibu hanya bersama anak dan ibunya dalam perjalanan.
Melihat perlakuan dua orang diatas, tentu ada kurang dan lebihnya. Jika anak2 dilepas dan dibiarkan, ada saatnya resiko menghantui anak-anak. Jika over protective sang anak akan merasa tertekan dan kurang kreatif.
Sepertinya kita butuh belajar dari para ahli dalam memperlakukan anak-anaknya.
jika anak banyak dicela, maka ia akan terbiasa menyalahkan orang lain…
jika anak banyak dimusuhi, maka ia akan terbiasa menentang dan mendendam…
jika anak banyak ditakut-takuti, maka ia akan selalu merasa cemas dan gelisah…
jika anak banyak dikasihani, maka ia terbiasa meratapi nasibnya…
jika anak selalu di olok-olok, maka ia akan menjadi rendah diri dan pemalu…
jika anak selalu dilingkupi oleh rasa iri, maka ia akan terbiasa merasa bersalah…
jika anak selalu dibohongi, maka ia akan terbiasa hidup dalam kepalsuan…
jika anak terlalu banyak ditolong, maka ia akan terbiasa hidup tergantung pada orang lain…
jika anak banyak diberi pengertian, maka ia akan terbiasa menjadi penyabar…
jika anak banyak diberi dorongan, maka ia akan terbiasa untuk percaya diri…
jika anak banyak dipuji, maka ia akan terbiasa untuk menghargai orang lain…
jika anak selalu diterima oleh lingkungannya, maka ia akan terbiasa menyayangi dan mengasihi…
jika anak tidak banyak dipersalahkan, maka ia akan bangga menjadi dirinya sendiri…
jika anak banyak mendapatkan pengakuan, maka ia akan dengan pasti menetapkan tujuan hidupnya…
jika anak diperlakukan dengan jujur, maka ia akan terbiasa untuk berbuat benar…
jika anak diasuh dengan tidak berat sebelah, maka ia akan terbiasa untuk berbuat adil…
jika anak mengenyam rasa aman dirumah, maka ia akan terbiasa untuk mempercayai orang disekitarnya…
jika anak banyak diberi kesempatan, maka ia akan menjadi anak yang berani berekspresi dan kreatif…
jika anak banyak diberi kepercayaan, maka ia akan menjadi anak yang mandiri…
jika anak banyak mendapatkan cinta kasih, maka ia akan menjadi orang yang peduli dan penuh empati…
Wallahua'lam bishshawab.